Matahari menyembul melalui gorden tebal, menghempaskan semburat emas lembut di seluruh kamar tidur. Udara terasa damai, kecuali suara kicauan burung yang sayup dari luar jendela.
Lucy terbangun duluan, matanya berkedip terbuka menyambut kehangatan sinar mentari. Sejenak, ia berbaring diam, tangannya beristirahat di dada Tom, merasakan tarikan napas yang stabil naik turun.
Tom terbaring telentang, satu lengannya melingkar melindungi dirinya, yang lain terulur di atas kepalanya. Fitur wajahnya lembut, tak berjaga dalam tidur, dan Lucy tak bisa menahan senyum saat ia mengamatinya. Peristiwa malam sebelumnya terasa seperti mimpi, namun cincin di jarinya berkilauan, pengingat nyata dari janji yang telah mereka buat.
Ia berbaring saja di sana sementara pikirannya melayang kembali ke pagi pertama dia terbangun di tempat tidurnya, tepat di kamar tidur yang sama itu.