035 KESIMPATAN KEDUA

Suara panik di latar belakang membuat saya terbangun dari tidur yang dalam. Saya memaksa mata saya untuk membuka agar bisa melihat sekeliling, tapi mata yang berat menolak untuk bergerak.

Apakah saya mati? Pertanyaan itu bergema di pikiran saya, tapi sebelum saya bisa menjawabnya, sesuatu yang lembut dan hangat menyentuh tangan saya.

"Dia hidup." Seorang wanita menjerit lega saat meraba denyut nadi saya.

Dengan segenap tenaga yang saya miliki, saya mencoba menggerakkan jari, tetapi gagal melakukannya. 'Tolong bantu saya,' saya mencoba menggerakkan bibir, tapi tidak ada kata yang keluar darinya.

"Cepat! Panggil ambulans!" Saya mendengar wanita itu bicara lagi. Kali ini, dia melepaskan tangan saya untuk menekan kain di dada saya guna menghentikan pendarahan.

"Tahan, ya," suara wanita itu lembut dan menenangkan saat dia berbisik di telinga saya. "Bantuan akan segera datang." Dia menambahkan dalam nada yang penuh keyakinan.