Danu yang sejak tadi menahan emosi . setibanya di rumah langsung menarik tangan ilona menuju ke kamar, menguncinya dengan rapat dan menghimpit tubuh Ilona di pintu dengan posisi tangan ilona berada di atas kepala karena Danu mencengkram nya dengan erat. persis seperti tahanan. bahkan sekarang tangan kiri Danu memegang erat pinggang langsing ilona. ilona yang merasakan aura kemarahan dari suaminya hanya diam . ia harus bagaimana sekarang? apakah ia harus berteriak?
" siapa yang nyuruh pakai baju kaya gini!!" suara Danu pelan tapi cukup mencekam, hingga mampu membuat ilona gelagapan
selama ini Ilona tidak pernah melihat Danu semarah ini . dan jujur kemarahan Danu kali ini membuat ilona takut . ilona tahu sekarang kenapa Danu semarah ini karena sejak awal datang ke desa ini Danu melarangnya mengenakan pakaian yang ketat. dan malam ini ia malah melanggar aturan Danu . pantas saja laki-laki ini murka.
" mau apa? mau menggoda laki-laki? mau mendapatkan laki-laki yang lebih kaya? atau mau mendapatkan laki-laki yang lebih muda ?"
belum sempat ilona menjawab dengan cepat Danu melumat bibirnya dengan rakus . seperti meluapkan segala emosi yang ada . sedangkan ilona hanya diam tidak membalas ciuman Danu. ciuman Danu semakin dalam hingga membuat ilona dapat merasakan mereka sekarang bertukar saliva. entah mengapa Danu bersikap seperti ini ,ia hanya tidak suka saat ada orang lain melihat milik nya dengan tatapan lapar . jika tidak mengingat acara tadi cukup penting,sudah Danu pastikan akan memberikan pelajaran kepada orang-orang yang menatap lapar kearah istrinya . setelah merasa cukup Danu langsung melepaskan tautan bibir mereka. membiarkan Ilona bernafas . Danu membersihkan sisa air liur yang ada di bibir bengkak Ilona menggunakan ibu jarinya. wajah Ilona Tampak memerah persis seperti kepiting rebus.
Danu mencoba untuk mengatur emosinya melepaskan cengkraman nya berjalan menuju jendela ia harus mengendalikan diri ia tidak ingin emosinya justru melukai istrinya.
" ilona ga ada fikiran seperti itu ,Ilona bingung Ilona ga punya baju dan hanya baju ini yang Ilona bawa dari rumah." jawab ilona sambil berkaca-kaca dengan nafas sedikit terengah-engah
belum sempat Danu mengeluarkan suara , terdengar ketukan pintu dari arah luar " opud ." panggil David sedikit lebih keras
belum sempat ilona membukakan pintu tangannya dicegah oleh Danu . bagaiman bisa Danu membiarkan Ilona membuka pintu dengan kondisi bibir bengkak dan baju yang acak-acakan . lebih tepatnya baju yang sudah ia acak-acak
" ada apa vid ?" tanya Danu hanya membuka pintu sedikit ,takut jika David melihat ilona. bisa-bisa ia murka untuk yang kedua kalinya
" ada pak lurah nyari oppud di depan." jawab David jujur
tanpa banyak basa-basi Danu langsung keluar dan menutup pintu rapat-rapat melangkah diikuti oleh David dibelakangnya. sebenarnya mood Danu sedang tidak baik malam ini tapi ia tidak mungkin membiarkan tamunya kecewa . terlebih lagi yang datang kerumahnya adalah kepala desa.
sedangkan ilona yang ada di dalam kamar Langsung membersihkan wajah nya dengan tisu basah dan mengganti bajunya jangan sampai Danu kembali dan ilona masih menggunakan baju itu bisa-bisa Danu marah besar dan langsung membakar baju itu. ilona menyentuh bibir nya mengingat ciuman Danu yang merebut ciuman pertamanya. dengan cepat Ilona langsung menggeleng kepalanya untuk menghilangkan segala pikiran kotor yang ada di otak nya
ditengah keterdiamannya tiba-tiba handphone ilona