Kedatangan Nano bersama teman temannya disambut baik oleh pemimpin dari organisasi V.T.H.A yang bernama Javelyn Quorra, pria berwibawa dengan pakaian jaz biru yang menjadi ciri khasnya.
Javelyn juga meminta semua anggota V.T.H.A untuk berkumpul dimeja bundar, seperti mengadakan rapat penting. Terutama membahas tentang penemuan lukisan yang menyimpan misteri sulit dipecahkan.
"Selamat datang kembali Nano, serta kalian berdua!"
"Silahkan duduk dikursi yang kosong, kita akan memulai rapat penting ini!"
Javelyn mempersilahkan tamu tamunya untuk tidak perlu sungkan, Javelyn menyambut mereka sebaik mungkin.
"Terima kasih pemimpin Javelyn!"
"Terima kasih pak!"
Nano duduk terlebih dulu diikuti oleh dua temannya.
Para anggota V.T.H.A yang berada diseberang sana tampak tidak menyukai keberadaan salah satu dari mereka, siapa lagi kalau bukan Reims.
Mereka tahu remaja yang tampak biasa biasa saja itu merupakan anggota X.A.R.A. Terlihat jelas dengan lambang yang dikenakannya berada didekat saku baju miliknya.
"Sialan, mengapa junior Nano membawa salah satu anggota dari musuh bebututan kita?"
Bisik seorang wanita dengan penutup diwajahnya, menjadikannya tampak misterius sekali.
Wanita itu tak senang dengan kemunculan anggota organisasi dari musuh bebuyutannya. Tapi apa boleh buat, ini saatnya rapat penting dia tidak bisa mengusirnya dari sini.
"Selagi pemimpin kita belum memberi arahan, kita hanya perlu menunggu saja!"
Bisik laki laki disebelahnya tak kalah misteriusnya mengangguki ucapan wanita misterius itu.
"Mengapa mereka menutupi identitas mereka Reims?"
Edward berbicara pelan sambil menatap anggota V.T.H.A yang sangat sulit dikenali identitasnya.
"Aku juga tidak tahu, mereka sepertinya memiliki rahasia yang penting!"
Reims juga penasaran mengapa anggota V.T.H.A tampak misterius, lain halnya dengan Nano dan Javelyn yang terlihat jelas wajah dan identitasnya.
Didepan meja bundar, Javelyn mengamati remaja yang dibawa oleh salah satu anggota yakni Nano. Javelyn ragu jika dia adalah adalah orang yang bisa membantunya dalam memecahkan misteri lukisan yang aneh.
Javelyn sadar itu sama saja dia meminta bantuan terhadap X.A.R.A, organisasi musuhnya yang sering mendapat pujian dari dunia.
"Kalau dilihat dari penampilannya, aku ragu jika harus meminta bantuan dari salah satu anggota X.A.R.A?"
Javelyn memijit pelipisnya, sebelum Nano menceritakan tujuannya dia sendiri sudah tahu apa yang akan terjadi.
Tetapi sekali lagi ini menyangkut pentingnya memecahkan lukisan yang sulit dia pecahkan tentang misterinya. Tak ada salahnya jika dia memanfaatkan salah satu anggota X.A.R.A demi kepentingannya.
"Baiklah, bagaimana pendapat kalian semua? Apakah kita harus menerima bantuan dari orang X.A.R.A?"
Javelyn bertanya kepada semua anggotanya, memastikan mereka untuk menjawabnya dengan bijak.
"Tunggu dulu, padahal aku belum menceritakannya?"
"Pemimpin memang orang pantas dihormati!"
Nano kagum atas pemimpin V.T.H.A yang dapat mengetahui tujuannya, seolah dia seorang peramal handal dalam membaca pikiran seseorang.
Edward dan Reims saling pandang satu sama lain dengan heran, apa yang mereka maksud batin mereka. Apalagi orang bernama Javelyn itu orang yang menyimpan banyak misteri.
"Tidak! Kami tidak setuju jika masalah kita dibantu oleh musuh bebuyutan kita sendiri!"
Tegas salah satu anggota V.T.H.A yang tak lain wanita misterius itu. Dia sangat menentang keras tidak akan sudi jika harus bekerja sama dengan organisasi licik seperti X.A.R.A.
"Benar, lebih baik kita selesaikan sendiri saja daripada harus terjadinya perang berdarah!"
Tambah anggota lainnya ikut membantah dengan mentah mentah.
"Aku setuju, biarkan dia membantu kita! Selagi kita tidak dalam bahaya, bukankah itu ide yang cemerlang memecahkan sebuah misteri dengan tambahan bantuan?"
Seorang laki laki dengan penutup kepalanya menyetujuinya, namun dengan catatan jika ini adalah jebakan maka mereka akan berperang.
Tapi jika tidak, maka mereka akan diuntungkan jika harus menyelesaikan masalah dalam jangka lama.
"Keputusan sudah bulat, aku akan menerima tawaran menarik dari Nano!"
Javelyn dengan lantang menegaskan dia akan menerima Reims sebagai bantuan bagi V.T.H.A.
Meski banyak anggota lainnya tidak setuju atas keputusan tersebut, tapi apa boleh mereka buat. Keputusan Javelyn adalah mutlak tidak bisa dibantah ataupun digagalkan.
"Selamat bergabung dengan kami Reims Realms dari X.A.R.A Stellar!"
"Tenang saja, kami hanya meminta bantuanmu saja tidak bermaksud menyinggung musuh kami!"
Javelyn berkata sambil menatap Reims tanpa ekspresi. Meski organisasi itu adalah musuh baginya, namun dari apa yang Javelyn lihat.
Reims bukanlah orang yang jahat melainkan remaja yang memiliki kehidupan yang menyedihkan. Javelyn memahami bahwa setiap orang itu berbeda beda, seperti yang dilihatnya Reims sangatlah menyimpan rahasia mendalam.
"Apa? Darimana kau mengetahui namaku? dan tempatku berasal?"
Reims sontak kaget mendengar ucapan dari pria itu yang mengetahui siapa dirinya sebenarnya, Reims tidak menyangka identitasnya dapat diketahuinya meski dia belum mengenalkan siapa dirinya.
"Tak penting jika harus menjawabnya, terlebih kita akan sepakat untuk berdamai untuk sementara waktu!"
Javelyn tersenyum sinis menatap Reims yang terkejut itu, Javelyn bisa menyimpulkan dia anak yang polos.
Javelyn menduga Reims tidak mempunyai kemampuan seperti orang orang yang memiliki kekuatan. Sedangkan Reims hanyalah manusia biasa yang begitu lemah, namun Javelyn tidak ingin merendahkannya.
Sebab dari pengamatan terdalamnya, Javelyn yakin Reims merupakan makhluk dari waktu berbeda yang bisa berada disini meski tak tahu kebenaran yang sebenarnya.