Tiba tiba muncul seseorang sebagai status bangsawan terhormat menampakkan wujudnya.
Dialah Drake Circosry, orang yang menyerang Storm barusan itu. Tidak lain Drake marah dan tidak senang melihatnya bisa mendapatkan hati putri Anna begitu mudahnya.
Bahkan rela harga dirinya menjadi rendah demi memohon cintanya. Sedangkan Drake, dia telah lama menunjukkan kontribusinya kepada kerajaan.
Akan tetapi percuma saja, putri Anna sama sekali tidak menghargai apalagi menerima pernyataan perasaannya.
"Siapa namamu orang asing?"
Drake berdiri dengan tegap sambil berucap dingin.
Dibelakangnya berjejer para pelayan maupun penjaganya. Mereka bukanlah penjaga biasa, mereka telah dilatih hidup dan mati agar bisa mengawalnya.
"Noen Rayzen!"
Storm berucap ekspresi serta tidak kalah dinginnya.
"Hap!
Storm dengan mudah mendarat ketanah setelah memanjat sedikit pohon tidak jauh darinya.
"Nama yang jelek?"...
Drake mengejek pemuda asing itu sambil tersenyum menyeringai.
"Kau akan menyesalinya nanti sialan!"
"Whussh!
Storm yang tersulut emosi hendak mengeluarkan kekuatannya.
Akan tetapi Anna segera menengahi keributan keduanya.
"Whussh!
Tidak mau kalah, Drake juga mengeluarkan aura sihir Sledge miliknya.
Disekitar tempat Storm mendadak udara menjadi dingin serta sedikit demi sedikit menjadi membeku. Diseberangnya, Drake berdiri dengan tenang dan hampir sekitarannya meleleh bagaikan asap yang menguap.
"Sudah cukup! Kalian tidak perlu ribut hanya karena masalah kecil!"...
Anna berkata lantang dan memarahi kedua pemuda itu agar tidak saling memberikan ancaman satu sama lain.
Storm maupun Drake saling menatap kesal tetapi mereka menarik aura kekuatan mereka. Jika saja tidak ada Anna maka sudah sejak tadi mereka bertarung.
"Oh putri Anna mengapa kamu mengemis harapan palsu kepada Noen sialan itu? Apakah aku tidak cukup bagimu menjadi pendamping hidupmu?"...
Drake berkata ramah sambil tersenyum sebaik mungkin kepada putri Anna yang selama ini dia idamkan.
"Memang begitu tugas badut...
"Hanya bisa menghibur tanpa bisa mengharapkan memilikinya!"
Storm mengangkat bahunya dengan malas menanggapi ocehan orang bernama Drake itu yang menurutnya sangatlah aneh.
"Diam kau Noen! Aku tidak meminta pendapatmu!"
Drake membentak Noen karena dia ikut campur masalah puisi romantis yang dia berikan kepada sang belaian hatinya sejak dulu.
"Drake tanpa kuberitahu kamu sudah tahu bukan? Jika aku hanya akan menunggu pangeran menjadi pasangan hidupku!"...
Anna menghela nafas beratnya lalu menghembuskannya.
Drake memang sangat senang mengacau hari harinya bahkan berbagai cara menarik perhatiannya.
Akan tetapi Anna sama sekali tidak memperdulikannya karena dia hanya akan mengharapkan seorang pangeran menjadi mimpi menjadi nyatanya selama ini.