Aruta terus mengejar Penyihir Kuroyami yang ada di hadapannya. Aruta melompati atap-atap rumah berusaha mengejar Penyihir itu. Penyihir Kuroyami itu berlari dan mulai memasuki area hutan.
"Sialan dia masuk ke hutan. Aku harus cepat!" Aruta melompat ke dahan pohon dan melompat-lompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon yang lain.
Penyihir Kuroyami itu masih berusaha berlari di atas tanah. Aruta terus melompat di antara dahan pohon berusaha mengejar Penyihir Kuroyami itu. Aruta semakin mendekat dan semakin mendekat.
"Kena kau!" Aruta melompat dan mengarahkan tendangan pada Penyihir Kuroyami itu.
Penyihir Kuroyami itu berbalik dan membuat simpul di tangannya yang sama dengan simpul yang dia buat kemarin. Aruta terkejut dan melihat keseliling dan benar saja, ada tiga kertas aneh yang menempel di area itu. Seketika kertas-kertas itu berubah menjadi junoi dan menerjang Aruta. Aruta membatalkan tendangannya dan menghindari terjangan junoi-junoi itu. Aruta berhasil menghindar dan semua serangan junoi itu meleset. Aruta mendarat di tanah dan melihat 3 junoi di hadapannya dengan Penyihir Kuroyami itu berada di tengah.
"Kau terus mengejarku bukan, anggota Penyihir Juntoshi? Kalau begitu ayo, aku layani kau," ujar Penyihir Kuroyami itu menghunuskan pedang. Pedang orang itu di selimuti oleh energi LYNK. Aruta mengepalkan kedua tangannay dan memasang kuda-kuda.
"Tiga junoi dan satu penyihir. Orang itu menguasai teknik dasar. Ini akan susah," gumam Aruta.
Penyihir Kuroyami itu mulai menunggangi salah satu junoinya yang berbentuk kuda namun memiliki sayap. Junoi kuda itu langsung melesat menerjang Aruta. Tiba-tiba pedang milik Penyihir Kuroyami itu membesar dan Penyihir Kuroyami itu menebaskan pedangnya ke arah Aruta. Aruta sempat terkejut namun berhasil menghindarinya. Setelah menghindar, Aruta langsung melesat menerjang Penyihir Kuroyami itu. Tiba-tiba Aruta tertabrak oleh junoi lain yang berbentuk seperti banteng. Banteng itu menyeruduk Aruta hingga Aruta terpental.
Aruta berusaha menahan badannya agar tidak terpental lebih jauh dan berhasil berhenti. Tidak selesai sampai di situ, Tiba tiba satu junoi yang tersisa yang berbentuk burung elang berukuran besar, menerjang Aruta dan akan menerkamnya. Aruta berhasil menghindar namun junoi banteng tadi menerjang lagi. Aruta pun berusaha menahan serudukan junoi banteng itu dengan kedua tangannya yang memegangi tanduk junoi banteng itu. Aruta terus terdorong mundur karena junoi banteng itu terus berusaha melawan. Saat Aruta masih berusaha menahan junoi banteng itu, Penyihir Kuroyami yang menunggangi kuda tadi datang dengan kudanya yang melompat ke arah Aruta. Penyihir Kuroyami itu juga mengarahkan tusukan pedangnya ke arah kepala Aruta. Aruta melepas tangannya dari tanduk junoi banteng itu dan melompat menghindar. Beruntung Aruta berhasil selamat dari serangan Penyihir Kuroyami itu walau pipinya sedikit tergores.
"Aku tidak bisa bertarung langsung. Aku harus cerdik!" gumam Aruta.
Aruta berlari mengitari Penyihir Kuroyami itu. Penyihir Kuroyami itu mengarahkan pedangnya ke arah Aruta dan junoi banteng tadi mulai menerjang Aruta kembali. Aruta berhenti berlari dan memasang kuda-kuda. Junoi banteng itu datang dan menyeruduk Aruta. Aruta kembali menahan junoi banteng itu dengan kedua tangannya. Tidak lama kemudian, junoi burung elang tadi kembali dari arah yang berlawanan dan melesat ke arah Aruta dengan cepat. Terdapat energi LYNK yang menyelimuti paruh junoi itu.
Ketika junoi burung elang itu sudah sangat dekat, Aruta melompat ke atas junoi banteng yang ada di hadapannya. Junoi burung elang tidak bisa berhenti dan menyambar junoi banteng hingga hancur sedangkan Aruta masih bergelantungan di kaki junoi itu.
"Whoa whoa whoa!!" teriak Aruta bergelantungan di kaki junoi itu.
Junoi itu menggoyang-goyangkan kakinya berusaha melepakan Aruta dari kakinya. Tangan Aruta yang tidak kuat pun terlepas dari kaki junoi itu. Aruta pun terjun bebas dari ketinggian. Penyihir Kuroyami tadi pun mulai terbang dengan junoi kudanya dan mengarahkan tusukan kepada Aruta. Junoi burung elang tadi juga ikut menerjang Aruta dari arah yang berlawanan.
"Sialan aku harus apa aku harus apa?!! Ayo berfikirlah otak idiot! Aku meledakkan energi LYNK ku ketika melawan Mono. Apa bisa... aku coba saja!" desis Aruta.
Aruta yang terjun bebas pun memusatkan energi LYNK nya pada kaki kanannya. Aruta pun menyelimuti kaki kanannya dengan energi LYNK. Penyihir Kuroyami dan junoi burung itu semakin mendekat dan semakin mendekat. Tepat ketika serangan mereka hampir mengenai Aruta, Aruta meledakkan energi LYNK yang ada di kaki kanannya dan terhempas karena efek ledakan itu. Penyihir Kuroyami itu terkejut karena Aruta berpindah dengan sangat cepat. Penyihir Kuroyami itu berusaha berhenti namun terlambat. Dia dan junoi kudanya pun menabrak junoi burung yang ada di hadapannya membuat junoi kuda yang dia tunggangi hancur bersama junoi burung itu.
Penyihir Kuroyami itu pun jatuh bebas dari ketinggian. Di bawah, sudah ada Aruta yang bersiap memberi pukulan kepada Penyihir Kuroyami itu. Tangan kanan Aruta diselimuti energi LYNK yang membara. Ketika Penyihir Kuroyami itu sampai di dekat Aruta, Aruta pun meninju perut Penyihir Kuroyami itu dengan sangat keras. Tidak selesai sampai disitu, Aruta meledakkan energi LYNK yang ada di tangan kanannya membuat Penyihir Kuroyami itu batuk darah dan terpental menabrak pohon.
Penyihir Kuroyami itu pun terduduk dan tak sadarkan diri. Aruta yang kelelahan pun terengah engah. Aruta mulai berjalan ke arah Penyihir Kuroyami yang tak sadarkan diri itu. Namun tiba-tiba, ada tiga buah pedang yang terlempar ke arah Aruta. Aruta berhasil menghindari tiga pedang itu namun tiba-tiba, pedang itu meledak di dekat Aruta. Aruta pun terpental karena ledakan itu dengan luka yang cukup parah. Aruta masih berusaha berdiri walau dengan lukanya yang separah itu.
"Tcih, siapa lagi yang datang sekarang," ujar Aruta.
Tidak lama kemudian setelah kepulan asap dari ledakan tadi menghilang, terlihat tiga Penyihir Kuroyami yang berdiri di hadapan Aruta.
"Beraninya keroyokan huh?" tanya Aruta lantang.
"Kalau ada teman ngapain sendirian?" jawab salah satu Penyihir Kuroyami itu.
Ketiga Penyihir Kuroyami itu langsung melesat dengan kecepatan sangat tinggi menerjang Aruta. Ketiga Penyihir Kuroyami itu pun mengayunkan pedang mereka bersamaan. Aruta terkejut dan mati langkah tidak bisa menghindar.
"Gawat, aku bisa mati kalau terkena serangan ini!" gumam Aruta panik.
Di tengah kepanikannya, Aruta sadar seperti ada tiga gumpalan darah yang berukuran kecil di depannya. Para Penyihir Kuroyami itu juga tampak terkejut seperti menyadarinya juga. Ketiga gumpalan darah itu tiba-tiba menyemburkan darah dengan ujung tajam kepada para Penyihir Kuroyami itu. Namun mereka berhasil menghindarinya. Mereka pun langsung melompat mundur setelah hampir terkena serangan itu. Aruta yang tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba merasa ada yang menepuk pundaknya. Aruta menoleh dan melihat Zaka di sebelahnya.
"Zaka!" ujar Aruta. Aruta tidak sengaja melihat telapak tangan Zaka yang memiliki luka sayatan dan mengeluarkan cukup banyak darah. "Tanganmu... "
"Kalian ini ngelawan penyihir bau kencur aja masih harus keroyokan," ujar Zaka.
"Bukannya tiga lawan satu kurang adil? Aku akan berada di timnya," ujar Zaka menunjuk ke arah Aruta
"Kalian mau baku hantam kan? Akan kuladeni kalian," ujar Zaka dengan nada serius.