Bab 1 Pedih

Di ruang icU, rumah sakit umum.

Andre berdiri di balik pintu sembari memegangislip biaya tagihan rumah sakit, dia kelihatan sedihdengan air mata yang menetes dari sudut keduamatanya.

"Oprasi pengangkatan tumor Ayahmu ini sudahtidak bisa di tunda lagi, jika kamu tidak secepatnyamembayar biaya sebesar 300 juta untuk niaya oprasiAyahmu, maka keadaannya akan semakin memburukdan mungkin bisa mengancam nyawanya!" Ucapseorang perawat sembari berjalan meninggalkanAdrian.

Perkataan perawat itu langsung masuk ke dalamtelingamya sampai membuat tangan dan kaki Andrebergetar tidak scanggup untuk berdiri dengan tegak.

Empat ratus juta, jika saja itu terjadi di masa lalu,mungkin Andre bisa mengatasinya dengan sangatmudah.

Akan tetapi, sekarang nominal itu adalah jumlahyang begitu besar bagi dirinya saat ini!.

Dua minggu yang lalu, PT permata, yang sudahlama menjalin kerja sama dengan Ayahnya, tiba-tibamelanggar kontrak perjanjian yang sudah di sepakati.

dalam waktu singkat. Ayah Andre merasa sangat kesalsekaligus marah, dan karna hal itu ia menjadi seringsakit-sakitan, sampai pada akhirnya ia mengalamimasa kritis dan harus dirawat di rumah sakit.

Sekarang semua aset perusahaan juga telah dibekukan oleh pihak bank, bahkan ia sampai tidakmemiliki uang sepersepun di buatnya!

"Ayah, kamu harus kuat! beberapa tahun ini kitaberdua selalu hidup bersama dan berusaha bertahandengan kondisi seperti ini. Aku berjanji padamu, AYAH!,aku tidak akan membiarkan dirimu kenapa-napa!"

Andre menghapus air mata yang terus menetesdari kedua matanya, ia pun memutuskan untuk pergidan mencari pinjaman uang, mau bagaimanapuncaranya ia harus tetap mengumpulkan uang untukbisa membayar seluruh biaya oprasi Ayahnya.

Pertama-tama, Andre pergi kerumah keluarganyayang ada di kota Bandung dan berniat meminjam uangdari kakeknya.

Akan tetapi, ia di halangi di depan pintu masukoleh kakak dari Ayahnya atau Pamannya sendiri.

"Andre, capa kamu ingin menemui Kakek?"

"lya, Paman, aku mau menemui Kakek!" dengancepat Adrian menganggukan kepalanya

"Heh!, percuma saja itu tidak akan ada gunanya!,semua properti keluarga ini adalah atas namakusekarang, dan aku tidak akan pernah maumeminjamkan uangku kepadamu sepeserpun!" ucap

Pamannya Abil dengan sangat kejam kepadanya.

Ketika mendengar perkataannya itu, Andremerasa marah sampai membuat tubuhnya bergetardengan tatapan tajam melotot kearah Pcamannya itu.

Keluarga besar Andre ini merupakan salah satukeluarga terkaya di kota Bandung ini, dengan asetkeluarga lebih dari l0 miliar, pada saat itu, Ayahnyamenyerahkan semua harta keluarganya kepadaPamannya Satria dan pergi ke kota Jakarta untukmemulai bisnisnya sendiri di sana.

Namun sekarang, Ayahnya sedang sakit parahdan sadisnya sekarang Pamannya menolak untukmeminjamkan sedikit uangnnya untuk menyelamatkanAdik kandungnya sendiri!

"Paman, apa kamu lupa, dengan kejadianbeberapca tahu lalu? dimana kamu pergi ke Singapurauntuk berjudi namun akhirnya kamu kalah dankehilangan uang ratusan juta, siapa yangmembantumu meminjamkan uang untuk membantuperekonomian perusahaanmu, hah? Ayahku paman,Ayahku!"

"Pada waktu itu kondisi perekonomianperusahaan Ayah juga tidak terlalu baik, namun diamasih mau meminjamkanmu uang dan selamcabeberapa tahun ini, kamu tidak pernah sama sekaliberniat untuk membayarkan uang itu kepada Ayah,kau pikir aku tidak tahu akan hal itu?1"

"Aku juga tidak perduli jika kau tahu! Namun apakah kau pikir itu bisa di sebut sebuah pinjaman?

"Dia sebagai adik laki-lakiku, membayarhutangku, bukankah itu suatu hal yang memang sudah sepantasnya untuk dilakukan!" Abil masihbersikap tidak peduli dengan ekspresi tidak tahu malu.

"Paman, Ayah memang pantas membantumuuntuk membayarkan hutang-hutangmu karnamemang dia adalah adikmu! tapi, bukankah juga halwajar jika kamu membantu membayar biaya oprasiAyahku sebagai seorang kakaknya!?" Andre juga tidakmau kalah dari Pamannya.

"ltu tidaklah sama dan merupakan dua kasusyang sangat berbeda! pada waktu itu Ayahmu adalahseorang bos besar, dia juga memiliki banyak uangnamun sekarang, dia sudah tidak memiliki apa-apalagi, dan jika aku meminjamkan uangku kepadanya,apakah dia akan mampu untuk membayanya kembali

Andre tertegun mendengar ucapan Pamannya itu,ia sama sekali tidak habis pikir dengan Pamannyayang dengan santainya mengucapkan itu kepadanya.

"Paman, bisakah kamu menganggap jika aku sajayang meminjam ucng kepadamu dan bukan Ayahku!,aku akan bekerja keras dan berjanji akan membayarsemuanya kepadamu!" saat mengingat kembalidengan Ayahnya yang terbaring lemah di rumah sakit,Andre yang awalnya juga sangat keras sepertiPamannya dan tidak mau kalah, kini ia sedikit melunak.

"Kamu yang akan meminjam uang padaku, dan asal kau tau saja, jika tidak ada Ayahmu yang selalu

mendampingimu, kamu itu hanyalah sampah yang tidak ada gunanya! kamu mau membayar dengan apajika aku meminjamkanmu uangt?" ucap Pamannyadengan nada merendahkan.

Apa yang diucapkan Pamannya itu memang tidaksepenuhnya salah, Andre juga memang menyadariakan hal itu, dari dulu sampai sekarang Andre selaluhidup enak tanpa beban, semua yang ia inginkan pastilangsung dituruti oleh ayahnya yang selalu

memanjakan dirinya.

Dimata Abil, Andre yang jauh dari perlindunganAyahnya itu tidak ada bedanya dengan seekor anjingliar di jalanan, dic sama sekali tidak mungkin bisamenghasilkan uang sendiri tanpa bantuan Ayahnya.

"Sudahlah aku tidak mau berbicara dengan orangseperti dirmu lagi, aku mau bertemu dengan Kakek!"

Wajah Andre memerah, dan sudah tidak tahandengan perkataan Pamannya yang terkesanmenghina dirinya dan Ayahnya, ia pun berlarimencoba untuk menerobos masuk, akan tetapi dialangsung di seret keluar lagi oleh beberapa pelayan.

Kemudian para pelayan itu segere melemparkanAndre ke jalanan yang becek karna hujan dengansangat kejamnya.

Andre kembali bangkit dengan mata memerahkarna rasa sedih bercampu marah yang di tujukankepada Abil pamannya itu "Paman, bukankah Ayahkuitu adalah adik kandungmu sendiri? mengapa kausampai sebegitu teganya tidak mau membantunya,dan malah memperlakukan aku seperti ini, yangmerupakan keponakanmu sendiri!" Andre tidak bisamenahan untuk berteriak kearah Abil.

"Adik kandungku? mulai hari ini dan mulai detik inijuga, aku sudah memutuskan tali persaudaraandengan Ayahmu yang sekarat itu! dan kau! kau jugasudah bukan keponakanku lagi, sebagai kepalakeluarga yang baru, aku memutuskan mengusir kaudan Ayahmu dari keluarga ini" ucap Abil dengantatapan yang terus merendahkan Andre

"Kau memang manusia brengsek yang tidakpunya hati!" teriak Andre, ia segera berlari kearah Abildan bersiap untuk memukul guna melampiaskanemosinya saat ini, namun lagi dan lagi kesialan selalumenimpa dirinya, Andre menabrak pintu yang sudah ditutup oleh Abil dengan sangat rapat saat Andrehampir mendekat kearahnya.

"Sialan" geram Andre sembari memegangikepalanya yang berdenyut setelah menabrak pintu,Andre kemudian memukul pintu itu dengan sangat

keras

BUKK,,,

BUKK,,

Tanpa ia sadari darah mulai menetes dari tangannya setelah ia beberapa kali memukuli pintu itudengan sangat keras, kemudian Andre duduk di depanpintu itu dengan perasaan tidak berdaya, air matanyajuga terus menetes dari kedua sudut matanya.

Dia benar-benar tidak menyangka Pamannya bisabersikap sangat kejam kepada dirinya. Namun saat ini,ia juga tidak bisa melakukan apapun, Andre hanyabisa menghapus air matanya dan kemudian pergi ketempat lain untuk kembali ke tujuan awalnya, yaitumengumpulkan ucang dengan cepat untuk biaya oprasiAyahnya.

Andre pergi ke rumah saudaranya yang lain untukmeminjam uang, namun mereka semua jugamenolaknya, bahkan beberapa tidak mau menemuinyasama sekali.

Padahal biasanya semua saudaranya itu, selalumengambil keuntungan yang di berikan oleh Ayahnya,namun saat ada masalah seperti ini mereka langsungmenjadi asing yang tidak mengenal kita.

Andre sudah sangat putus asa, ia hanya memilikisatu pilihan. iapun dengan segera pergi untukmengambul pilihan itu, yakni, bertemu dengan temanbaik Ayahnya, Om Hasan.