Mula-mula, dia mengira gadis itu akan berbicara seperti bocah manja yang tidak masuk akal, seperti gundik kecil yang belum dewasa yang akan memarahi dan menyalahkan Pahlawan Jiwa.
Dia sudah bersiap untuk bergabung dengan Pahlawan Jiwa agar gadis itu menangis.
Namun tak terduga, suara yang dia dengar lewat audio terdengar merdu dan manis, yang membuat kedua pemuda itu terkejut. "Pemain hebat, ajarin aku cara bermain dong. Kalau kamu yang mengajar, aku pasti tidak akan sedodol ini."
Shen Liangchuan terdiam.
Begitu juga Pahlawan Jiwa.
Dia tidak yakin bagaimana perasaan Pahlawan Jiwa saat itu, tapi sikapnya membuatnya terkejut.
Pahlawan Jiwa langsung diam.
Karena dia sudah secara rendah hati memanggilnya pemain hebat, masih ada apa lagi yang bisa dia katakan?
Kedua, orang yang ia hadapi adalah gadis lembut, dan dia selalu lebih halus dalam berbicara kepada mereka.
Jadi, dia merasa tenggorokan dan berkata, "Mari kita suruh Zi Chuan yang mengajarimu."
Shen Liangchuan terperangah.