Teriakan menyayat hati Qiao Lian membuat setiap orang di ruangan itu merasakan sakit yang tumpul di hati mereka.
Tangannya dan kakinya terbelenggu, dia tidak bisa membebaskan diri.
Terikat seperti ini membuatnya merasa dirampas semua hak asasi manusia.
Dia menatap Lu Nanze dengan amarah yang membara di matanya, berteriak, "Lepaskan aku! Lepaskan aku!"
Lu Nanze memandangnya. Rambutnya acak-acakan dan matanya merah. Dia terlihat seperti setan yang siap melahap mangsanya dan, pada saat yang sama, seperti binatang terperangkap yang berjuang dalam keadaan setengah gila.
Bahkan pria yang biasanya dingin sekalipun merasa sedikit terguncang.
Lu Nanze menundukkan kepalanya dan berkata, "Qiao Lian, pejamkan matamu. Akan segera berakhir."
Pada saat itu, dia memberi isyarat kepada Qiao Yiyi dengan lambaian tangannya.
Qiao Yiyi segera memberi sinyal, dan seorang perawat spesialis berjalan ke arah mereka dengan jarum suntik dan botol infus.