Begitu Basil Jaak melambaikan tangannya, suara seorang pria tua terdengar dari kejauhan, pelayan Rumah Teh Kuning.
Namun, seakan Basil Jaak sama sekali tidak mendengar kata-kata pelayan itu dan terus menurunkan pedangnya ke arah Dagg.
"Tidak! Saya menyerah! Saya mengakui kesalahan saya!"
Melihat tindakan Basil Jaak, Dagg sangat ketakutan hingga hampir mengompol; anak ini, tidak takut dengan ancaman apapun, dia benar-benar berani membunuh saya!
Dalam keputusasaan, untuk menyelamatkan hidupnya, Dagg menutup matanya dan berteriak, "Basil Jaak, saya mengakui kesalahan saya, jangan bunuh saya!"
Pada saat itu, nada suara Dagg telah melunak.
Sekarang dia tahu bahwa Basil Jaak bukan hanya sekadar keras kepala tetapi sekeping baja yang sulit untuk dikunyah!
"Pemuda, turunkan dulu pedangmu," pelayan itu datang dan berbicara dengan nada ramah.
"Pelayan, saya tidak akan membunuhnya, tapi dia ingin membunuh saya," kata Basil Jaak tanpa emosi.