Bab 524: Nasibku Ada di Tangan Sendiri, Bukan di Tangan Surga

"Hari ketika cadar di wajahku terangkat adalah hari aku binasa..."

Sebuah kalimat tiba-tiba membuat hati Basil Jaak menjadi dingin seperti es. Apakah dia berarti bahwa dia akan mengambil nyawanya sendiri jika seseorang mengangkat cadarnya?!

Basil Jaak menarik napas dalam-dalam karena kaget. Wanita ini sungguh dingin.

Tapi jika seorang wanita tidak menikah, bisakah dia masih disebut wanita?

Basil Jaak tidak tahu apa yang harus dirasakan. Dia ingin bertanya padanya, tetapi dia takut membuatnya kesal dan tidak tahu harus mulai dari mana. Jadi, setelah mendengar apa yang dikatakan Kitty More, dia hanya bisa menawarkan senyum tipis dan memilih untuk tetap diam.

Apa cerita di balik dirinya?

Mengapa dia memakai cadar?

Mengapa dia memiliki sumpah seperti itu?

Dan mengapa... dia lebih memilih untuk mati daripada menikah?

Deretan pertanyaan itu menekan hati Basil Jaak, tidak yakin apakah dia akan pernah mengungkap misteri tersebut di hari-hari yang akan datang.