Setelah keluar, Peter Brown menyadari bahwa ia tinggal di sebuah kampung kumuh, dimana sampah berserakan, dan rumah-rumahnya semua reyot. Kamarnya yang disewa adalah sebuah rumah kecil, sederhana, dan sungguh tidak terawat.
Hidup yang menyedihkan!
Dia tidak menyangka bahwa keadaan dirinya di Dunia Paralel akan seburuk ini, meninggalkan Peter tanpa kata-kata.
Saat berjalan menyusuri jalan raya, Peter mengamati bahwa kehidupan di sini tidaklah jauh berbeda dari Bumi, dengan lalu lintas yang ramai dan kesibukan hidup di kota.
Karena sekarang dia tidak memiliki cara yang layak untuk bertahan hidup dan bukan lagi petapa yang tinggi hati, dia hanya bisa maju selangkah demi selangkah.
Peter berjalan menuju rumah sakit.
Rumah sakit tempat Peter bekerja adalah rumah sakit provinsi besar. Segera setelah ia masuk, dia disambut dengan pemandangan yang sibuk, dipenuhi orang-orang yang tampaknya sedang berbelanja. Rumah sakit itu mirip dengan pasar sayur.