Tepat saat lelaki tua itu hendak berbicara, Bulan Darah berpendar dalam pupil mata Ren Feifan, menembakkan cahaya ke mata lelaki tua itu.
Detik berikutnya, mata lelaki tua itu dipenuhi dengan ketakutan yang tak terlukiskan, seolah sesuatu telah muncul dalam benaknya.
Ren Feifan mengerutkan alisnya, merasakan ada yang tidak beres, dan bertanya, “Melihat ekspresimu, sepertinya kamu mengenalku?”
“Tidak... Aku tidak mengenalmu,” kata lelaki tua itu dengan suara bergetar.
Keringat dingin mengalir deras di wajah dan lehernya.
“Lalu kenapa kamu jelas-jelas menyebut sesuatu tentang 'yōu' tadi, apakah kamu pikir aku tidak mendengarmu?” Wajah Ren Feifan menjadi gelap saat dia mendesak pertanyaan itu.
“Aku benar-benar tidak tahu apa-apa, tolong jangan tanya aku, lebih baik kamu bunuh aku!”
Pakaian lelaki tua itu sudah basah kuyup seolah dia baru saja diangkat dari air.
Tapi tidak peduli seberapa Ren Feifan mengancam, lelaki tua itu tetap bersikeras bahwa dia tidak tahu apa-apa.