"Apa?" Meski dia yakin bahwa Nicolai sangat menyadari apa yang dia tanyakan padanya, pria itu mengangkat alisnya dan bertanya, "Ada apa?"
Namun, dia terlalu kewalahan untuk memedulikan pertengkaran dengannya. Dia berjalan mendekatinya dan menyentuh tato wanita yang terlalu mirip dengannya, sementara malaikat pencabut nyawa, yang selalu sendirian, akhirnya memegang tangan yang telah lama dia tunggu.
"Kapan kamu—"
"Ini bukan tanpa pikiran panjang kalau itu yang kamu tanya," kata Nicolai sambil memeluknya. "Sudah saatnya aku membuatnya jadi aku memilih hari yang indah untuk mematri kepemilikanku padamu di hati dan jiwa serta tubuhku. Bagaimana? Kamu suka?"
Dia berkedip ke bawah padanya dan siapa yang tahu apa yang dia lihat tapi kemudian bibirnya terangkat membentuk senyum, "Ah, sepertinya kamu sangat menyukainya."