"Buddhisme dan Taoisme telah bertarung tanpa henti, dan hingga hari ini, yang unggul belum bisa ditentukan."
"Lalu hari ini, haruskah kita berhenti di sini? Puluhan tahun pertarungan tidak pernah menyelesaikan seorang pemenang."
Laut Barat.
Kuil Para Dewa dan Buddha.
Seorang pria berambut putih berdiri di tengah aula besar, menghadap seorang pria berambut hitam, berbagi senyum.
Tangan mereka yang bergandengan perlahan terpisah.
"Mengapa aku tidak melihat Anak Emas dan Gadis Giok-mu?" Pria berambut hitam itu bertanya dengan senyum, tangan terkepal di belakang punggungnya. "Setiap kali aku mengunjungi Laut Barat, merekalah yang bertanggung jawab untuk menerima. Namun hari ini, aku tidak menemui mereka."
"Iblis, kau menyakitiku." Dewa dan Buddha Laut Barat menyentuh dadanya, mendesah dengan tak berdaya. "Masa lalu adalah masa lalu, namun kau bersikeras membuka kembali lukaku, dan menekannya."
Anak Emas dan Gadis Giok adalah murid-murid kesayangannya.