Chapter 2

Setelah memproses surat cerai Dave dengan istrinya, Fion pun mulai merencanakan pernikahan nya dengan pacarnya, Joe. Mereka pun menuju toko yang menjual gaun pengantin. Ada 1 gaun yang diminati Fion yang seharga 25 juta. Tapi Joe enggan membelikan nya dengan alasan kalau perusahaan sedang krisis dan sedang membutuhkan banyak investor untuk menaikkan saham perusahaannya.

Fiona yang bodoh percaya, percaya saja dan bahkan dia menanamkan semua sahamnya ke perusahaan Joe tanpa syarat. Tentu saja hal ini membuat ayahnya, Pak Toro marah. Tapi Fiona tidak perduli dan lebih memilih untuk tinggal dengan sang pacar di apartment nya.

"Sayang, makan malam sudah siap!" panggil Fiona ketika menghidangkan makan malam di meja.

"Apa makan malam kita?" tanya Joe yang masih duduk di depan tv.

"Kesukaanmu, sayang. Chicken kung pao dan tempe bacem." jawab Fiona sambil memeluk leher pacarnya.

"Aku sudah lama tidak menyukai masakan itu. Masakkan yang lain!" pinta Joe sambil melepaskan tangan Fiona dengan kasar.

"Tapi, Sayang.....huek! huek! huek!" sambil memegangi mulutnya, Fiona segera berlari ke toilet untuk muntah.

'Ada apa denganku? Tidak ada apapun yang aku muntahkan. Apa mungkin aku masuk angin ya?' batin wanita cantik itu dengan wajah pucat terduduk di lantai kamar mandi.

"Dung! Dung! Fion, keluar kamu! Ngapain kamu di kamar mandi? Cepat masakkan makan malam untukku! Apa kamu mau aku mati kelaparan ya?" teriak Joe sambil menggedor pintu kamar mandi.

"Maaf, Joe. Aku segera masak untukmu ya." jawab Fiona tergopoh-gopoh keluar dari kamar mandi menuju dapur.

"Tidak usah lagi! Aku makan diluar saja bersama teman-temanku. Dasar wanita tak berguna!" maki Joe sambil keluar dan membanting pintu apartment.

Dalam perjalanan, dia pun menelepon seseorang dan janjian akan bertemu di Cafe Skull. Tiba disana, Joe langsung memeluk dan mencium seorang wanita dengan begitu mesranya.

"Tumben sekali kamu mau menemuiku! Apa kakakku sudah mengecewakanmu?" tanya wanita itu pada Joe.

"Dia memang wanita tidak berguna. Aku sudah lama ingin menendangnya. Kalau bukan karena menginginkan hartanya, mungkin sudah lama aku memutuskannya." jawab Joe dengan wajah dan mata penuh amarah.

"Eh, apa kamu tidak tahu kalau kakakku itu sudah lama keluar dari rumah dan namanya pun sudah dihapus dari daftar penerima warisan? Sekarang akulah satu-satunya pewaris tunggal dari keluarga Wijaya." tutur wanita itu dengan wajah sumringah.

"Joyce, benarkah itu?" tanya lelaki itu tidak percaya.

"Iya, Sayang. Kenapa aku harus membohongi kamu? Kakakku, Fiona Wijaya sudah tidak ada lagi di daftar penerima warisan keluarga Wijaya. Karena dia tidak mau menuruti Papa dan sekarang akulah pewaris tunggal keluarga Wijaya." jawab Joyce sambil melingkarkan tangannya ke leher lelaki itu, kemudian mereka berciuman.

Selesai makan malam, Joyce mengajak lelaki itu untuk bermalam di hotel dan mereka pun bercinta. Keesokan harinya, Fiona yang sedang menunggu kepulangan Joe, terbangun dan tidak mendapati lelaki itu pulang.

Fiona pun bangun dan membereskan makan malam yang tidak tersentuh di meja. Seperti biasa, dia melakukan pekerjaan rumah tangga sampai dia mendengar ada yang membuka pintu apartment dan masuk kedalam. Fiona pun hendak menyambut Joe. Tapi dia sangat kaget ketika melihat wanita yang dibawa oleh Joe pulang ke rumah.

"Halo, Kakak." sapa Joyce dengan tidak tahu malunya.