Ketiga Kali An'an Menangis

Parker lebih cepat dari mereka. Dia meraih kalung itu dan menggantungkannya di atas dada An'an.

"Berhenti bertengkar. Biarkan An'an bermain dengannya dulu," katanya kepada anak-anak macan tutul dengan tegas. Ketika dia menatap An'an lagi, kelembutan di wajahnya tiada tara.

Ekspresinya berubah begitu cepat hingga Bai Qingqing merasa kasihan kepada anak-anak macan tutul.

Bagaimana bisa dia ayah mereka?

Mata besar dan berbinar An'an mengikuti kalung itu saat bergerak.

Anak-anak macan tutul pun menjadi tenang dan berkumpul di sekitar ayah mereka untuk melihat adik perempuan mereka. Bai Qingqing merangkak mendekat juga. "An'an sedang menontonnya."

"Mm," jawab Parker.

Kalung itu terus bergoyang di depan mata An'an. Saat mereka berbicara, mulutnya tiba-tiba terbuka seolah dia akan menangis.

Bai Qingqing memegang kristal tersebut dan terkekeh. "An'an pasti pusing melihat kalung itu bergoyang," katanya.

"Baiklah, aku akan berhenti," jawab Parker.