Dreams of White Tresses

```
Setelah menemukan dirinya di dunia manusia binatang, seorang macan tutul menyelamatkannya dan kemudian menculiknya. Bai Qingqing mengalami keruntuhan mental yang cukup parah karena jantan-jantan di dunia ini seindah dan setampan merak yang sedang memamerkan bulunya. Di lain sisi, betina-betina sangatlah jelek, namun tetap sangat dikasihi oleh jantan-jantan.
Sebagai seorang siswi SMA yang cantik, entah bagaimana dia menjadi kecantikan yang paling mempesona di dunia ini.
Yang paling buruk, dunia ini adalah masyarakat matriarkal. Dia tidak ingin memiliki tiga atau empat suami yang menunggunya! Kehidupannya menjadi tentang menggoda macan tutul, menggelitik harimau, merayu ular berbisa, dan menangkap elang. Bai Qingqing dengan harem penuhnya, terlalu sedih untuk menangis. Dia benar-benar tidak menginginkan semua ini.
"Hei, hei, Saudara Macan, Saudara Harimau, Saudara Ular, Saudara Elang, kalian sedang apa? Jangan dekat-dekat!"
Ada empat pria utama: Macan tutul yang muda dan kuat, ular yang emo dan pendiam, harimau yang kuat, dan elang yang dingin dan penyendiri.
```

Keindahan dan Binatang-Binatang

Bai Qingqing melihat pasir keemasan dan berkata, "Mengapa tidak merubah ekormu menjadi kaki, lalu aku akan membungkusnya dengan kulit binatang. Dengan begitu, tidak akan terasa panas."


Curtis terus mengibaskan ekornya dengan tenang, tersenyum, dan berkata, "Tidak perlu."


"Baiklah, kalau tidak tahan, panggil aku," kata Bai Qingqing.


Tulang belakang Bai Qingqing terus menggesek karena bergetar dan terasa sangat tidak nyaman. Dia memutuskan untuk berbaring di punggung Parker, memeluk lehernya dan menutup mata untuk beristirahat.


Setelah dalam pose ini beberapa saat, leopard di bawahnya seolah-olah berubah menjadi buaian, dan Bai Qingqing tertidur tanpa sadar.


Pada siang hari, Bai Qingqing terbangun karena panas.


Punggungnya tertutup pakaian kulit ular, yang membantu melepaskan panas. Namun, leher, lengan, kaki, dan belakang kepalanya yang terpapar terasa seolah-olah akan dimasak.


Bai Qingqing menyentuh bagian belakang kepalanya dan langsung terengah.


Di Perjalanan ke Gurun (2)