Mr. Yan

Semua orang tahu bahwa putri tertua rumah Shens telah jatuh dari tahta kehormatannya setelah ditinggalkan oleh seorang pria tak bertanggung jawab, hamil di luar nikah, dan kemudian diusir oleh keluarganya sendiri, terlantar dan putus asa.
Sang terkenal Shen Ruojing muncul di pesta ulang tahun Matron keluarga pertama, Keluarga Chu, di mana kerumunan orang mencibir:
"Orang-orang yang memberikan sejuta dalam uang kado duduk di satu meja."
"Orang-orang yang memberikan sepuluh juta dalam uang kado duduk di satu meja."
"Nona Shen, bolehkah saya bertanya berapa uang kado yang telah Anda bawa?"
Kerumunan orang menunggu untuk menertawakan dia, namun kemudian mereka melihat Shen Ruojing mendorong ke depan seorang bocah lelaki yang indah dan cantik, "Bisakah Anda tolong tanya Matron di mana duduk jika seseorang membawa cicit?"
***
Diterima di rumah keluarga Chu hanya karena nilai putranya, Shen Ruojing hanya ingin melalui hidupnya dengan santai, puas menjadi ikan yang malas, namun dia menghadapi penghinaan dari semua pihak dalam keluarga:
"Keluarga kita mempunyai seorang peretas tingkat atas, seorang maestro musik, seorang jenius seni, seorang gila teknologi—masing-masing terkenal di bidangnya. Bagaimana dengan Anda? Anda bisa apa?"
Shen Ruojing menyentuh dagunya: "Semua hal yang kalian sebutkan itu... Saya tahu sedikit tentang masing-masing."
Tiga anak yang menggemaskan berdiri di sisinya dan mengangguk serempak: Kami bersaksi bahwa Ibu memang tahu sedikit tentang segalanya.

Istri Tak Terduga Saya adalah Bos Rahasia!

Chu Yanshen, membawa sarapan, melangkah masuk ke Residensi keluarga Yun.


Akhir-akhir ini, ia sering membawa sarapan.


Saat dalam misi di luar negeri, 518 pernah mengaku merindukan sarapan ala Tiongkok dari Negara Hua.


Sejak mengetahui bahwa Shen Bijun adalah 518, selain menyelidiki perbedaan memori mereka, ia juga bekerja tanpa lelah untuk merayunya.


Dia khawatir 518 tidak akan menyukainya lagi...


Dia bertekad membuat Shen Bijun jatuh cinta padanya lagi sebelum kebenaran terungkap sepenuhnya.


Sinar berkilauan berkedip di mata phoenix Chu Yanshen saat ia bergerak maju.


Hanya dalam beberapa langkah, tiba-tiba sebuah pukulan terbang menuju kepadanya dari belakang.


Chu Yanshen menyipitkan matanya dan mengelak pukulan dari belakang, cepat menggeser posisi untuk menjaga jarak, hanya untuk melihat seorang pria dengan mata persik dan usia yang tak terdefinisi di sana.


Bab 243