Malam membuka mulut yang menganga dan menelan seluruh ibu kota ke dalam perut gelapnya.
Cahaya di Kuil Gadis Suci mulai menyala perlahan.
Seorang wanita dengan pakaian putih Kuil Gadis Suci yang bermotif awan merah menutupi lututnya di bawah ikat pinggangnya berjalan mendekat dari kegelapan malam.
"Utusan Lin."
"Seseorang masuk ke Kuil Gadis Suci baru saja?"
"Dia sudah terluka dan melarikan diri."
"Seleksi Suci sebentar lagi. Jika ada yang salah, kamu tak akan bisa menanggung hukuman dari Sang Suci."
Setelah memberikan instruksi dengan dingin, wanita itu berbalik dan berjalan menuju loteng yang tenang.
Malam ini adalah hari untuk mengganti perban orang tersebut.
Dia tiba di loteng yang dijaga ketat.
Ada banyak ahli di sini, dan tak seorang pun bisa masuk dengan mudah.
Tidak, untuk lebih tepatnya, mereka sama sekali tidak dapat masuk.
Itu benar, tidak ada yang bisa masuk.
Tetapi siapa yang akan menjaga terhadap seekor burung?