Summer Dye Snow

```
Novel terbaru "Kebangkitan Si Bangsawan Agung: Sang Istri di Rumah Marquess" menceritakan kisah kehidupannya di masa lalu dimana ibunya menikah lagi, dan dirinya menjadi kol biasa. Sementara adiknya mendapatkan daging, ia hanya mendapat kuah; Adiknya mendapatkan mie, ia harus puas dengan air; adiknya adalah putri, dan dia dicap sebagai sampah. Dia terperangkap dalam hidup yang sepenuhnya direncanakan oleh pasangan ibu dan anak itu untuknya; keluarganya, suaminya, semuanya berkurang menjadi lelucon yang menyedihkan.
Kemudian kecelakaan mobil mengubahnya menjadi berantakan berlumuran darah. Dia berkata kepadanya, 'uangku semua kuberikan pada ayahku, ginjalku untukmu, karena kamu adalah orang baik.'
Pada usia tiga puluh tiga, ia meninggal dalam kecelakaan mobil, meninggalkan ginjalnya untuk seorang pria baik.
Pada usia tiga tahun, dia terlahir kembali. Dalam hidup ini, dihadapkan dengan manipulasi, dia melawan. Apa itu adik? Dia bahkan tidak punya ibu kandung, darimana dia bisa mendapatkan adik? Dan dalam hidup ini, dia tidak tahu apakah dia akan lagi bertemu dengan orang baik itu...
```

Istriku Dokter Ajaib di Era 80an

Tanah mereka hanya tergeletak luang di sana; yang mereka butuhkan hanyalah membeli beberapa lembar plastik untuk digunakan. Paling banyak, mereka akan kehilangan uang yang mereka habiskan untuk beberapa lembar plastik. Ketika musim semi berikutnya tiba, mereka bisa bekerja sedikit lebih keras untuk mendapatkan kembali uang yang telah hilang.


"Baiklah..." Tang Zhinian agak terpengaruh oleh kata-kata adiknya. Selain hal lain, ia perlu menabung sedikit uang untuk memperbaiki rumah mereka. Belum lagi, ia perlu menabung untuk istri adiknya yang akan datang, dan pendidikan putrinya.


Jika mereka terus bertani dengan cara saat ini, kapan mereka akan bisa menabung cukup uang? Mereka mungkin akan membutuhkan bertahun-tahun untuk melunasi uang yang mereka hutang.


"Xinxin, sayuran apa yang menurutmu ayah harus tanam?"


Tang Yuxin menunjukkan senyum kecil, "Tanam sayuran harum."


"Baiklah," Tang Zhinian semakin bersemangat.


Bab 66: Kesempatan