Tanganku gemetar menahan tanah yang membeku. Korupsi tidak lagi mudah tunduk pada sentuhanku. Setiap tarikan kekotoran terasa seperti menyeret batu besar melalui lumpur; saya lelah.
Berhenti. Perintah Selene terdengar tajam dalam pikiranku. Kamu lelah.
Dia benar. Kamu perlu mundur sekarang.
Korupsi melawan upayaku untuk menariknya masuk, kental dan lengket. Kepercayaan diriku yang tadi ada kini runtuh seiring sihirku berjuang untuk menarik lebih banyak korupsi. Ini lapar.
Keringat bercucuran turun di tulang punggungku meskipun dingin yang menusuk.
Aku mencoba mundur, tapi korupsi melekat seperti ter.
Lenganku bergetar karena usaha untuk membebaskan diri. Sihir di dalamku bergolak, sudah tidak lagi seperti arus yang lancar seperti sebelumnya.
Bangun. Gigi Selene perlahan menggigit lengan bajuku. Aku telah membersihkan banyak ruang, dan sekarang tidak lagi tidak aman baginya untuk berada di sisiku. Lepaskan.