LUKAS
Kain bajuku menggesek kulit saat aku berpakaian, memperhatikan tamu yang tidak kami duga. Pip meringkuk di samping pohon, rangka tubuhnya yang mungil hampir menghilang dalam bayangan. Rambut ungunya menonjol di atas salju putih, membuatnya terlihat semakin seperti anak hilang dari biasanya.
"Anda menyebutkan tentang tingkatan izin." Nada bicara Vester tetap lembut, tapi aku menangkap sisi tajam di baliknya. "Berapa banyak tingkatan itu?"
Pip menarik lututnya lebih dekat ke dadanya. "Aku tidak bisa memberitahu kalian itu."
"Kami di sisi yang sama di sini." Vester merangkak di depannya, menjaga jarak yang hormat. "Melawan New Order."
"Mungkin." Rantai di tubuhnya berbunyi kecil saat dia bergerak. "Tapi itu tidak berarti aku bisa berbagi segalanya."
Sepatu botku berderak di salju saat aku mendekati mereka. "Kesetiaan itu memang patut dikagumi, tapi itu bisa membunuhmu jika salah tempat."