322- Dia Tak Pernah Menjadi Miliknya

Ruangan itu terasa kabur saat mata Marissa terbuka perlahan, pandangannya menyesuaikan dengan cahaya terang di ruang tamu.

Dia bisa merasakan air dingin di pipinya yang pasti telah disemprotkan seseorang untuk membangunkannya. Wajah Sophie yang cemas muncul ke dalam pandangannya.

"Marissa, apa kamu baik-baik saja?" Sophie bertanya padanya, dan Marissa bisa merasakan lega dan kekhawatiran dalam suaranya. Dia berkedip, melihat sekeliling, dan melihat Joseph di dekatnya.

Pada jarak tertentu, Valerie berdiri namun matanya tidak tertuju pada Marissa. Marissa mengikuti pandangan kakak perempuannya dan menemukan pria itu berdiri di sudut ruangan.

Dia telah berubah… bertransformasi, masih mampu menarik perhatiannya. Kali ini keberadaannya lebih menghimpit. Dia tampak berbeda, rambutnya yang sebahu, wajah yang kasar, dan tubuhnya yang lebih kuat dan lebih terdefinisi membuatnya tidak terbantahkan lebih menonjol.