JessicaKaye911

"M... Marissa! Apakah mereka anak-anakku?" Mata Rafael tak berpaling dari wajah anak-anak yang menggemaskan itu.
"Tidak, Rafael. Mereka bukan," Marissa berkata dengan senyum palsu, "Mereka bukan milikmu. Ingat?" dia berkedip dengan dramatis, "Kita tidak pernah menikah!"
Kakak perempuan Marissa Aaron yang lebih tua, Valerie Aaron, meninggalkan pacarnya yang buta di hari pernikahannya dan kabur. Untuk menyelamatkan muka, keluarga Merissa memohon kepadanya untuk menikah dengan Raphael Sinclair.
Ironisnya? Dia tidak diperbolehkan memberitahu suaminya yang buta bahwa dia bukan Valerie melainkan Marissa Aaron.
Pada hari operasi mata Raphael yang berhasil, Marissa mengetahui bahwa Valerie telah kembali untuk mengambil tempatnya yang seharusnya sebagai menantu perempuan keluarga Sinclaire.
Marissa mencoba menjelaskan kepada suaminya bahwa dialah yang menikah dengannya, tetapi dia tidak percaya. Alih-alih meyakinkan lebih lanjut, Marissa yang patah hati memutuskan untuk meninggalkan kota tanpa memberitahunya rahasianya.
Raphael Sinclair adalah definisi klasik dari sangat tampan dan adalah satu-satunya pewaris grup industri Sinclair.
Apa yang akan dia lakukan ketika dia mengetahui bahwa selama ini wanita yang menawarkan padanya, cinta dan tubuhnya bukanlah Valerie melainkan adik perempuannya Marissa Aaron?
Bagaimana reaksinya ketika dia mengetahui bahwa dia adalah ayah dari bayi-bayi yang Marissa kandung di rahimnya?
Akankah dia mengejar Marissa dan memenangkan hatinya kembali?
Dan pertanyaan senilai jutaan dollar!
Akankah Marissa bisa memaafkannya dan mencintainya lagi?
```

Presiden: Anda Adalah Ayah Dari Triplet Saya

Nina berpikir dia bisa mendapat serangan jantung kapan saja.


"Pak Sinclair?" dia meludah dengan penuh kemarahan, "Tidak tahukah Anda bahwa dia sudah mati? Pak Sinclair satu-satunya di rumah ini adalah anak saya. Rafael Sinclair."


"Bu. Saya bicara tentang Miles Sinclair. Dia meminta kami untuk melepaskan mereka. Kami ingin memeriksa tas-tasnya tetapi tidak ada tas bersamanya. Dia hanya membawa anaknya."


Nina terus menatap penjaga dengan keterkejutan lalu tangannya terangkat ke udara, meninggalkan bekas jari-jarinya di pipi penjaga itu, "Kamu rendahan! Bagaimana kamu berani? Bagaimana kamu berani mencoba melepaskannya seperti ini!"


Kemudian dia berjalan masuk dan mendapati pelayan sedang membersihkan ruang tamu. Pandangannya segera tertuju pada pelayan yang sama yang ia beri tanggung jawab untuk mengawasi mereka.


Si pembantu itu berdiri seperti patung, tidak dapat bergerak, "Bu!"


Sebuah tamparan pun mendarat di pipinya juga.


372- Ibu!