Lisa selalu memberikan harapan padanya. Setiap kali dia hendak menyerah, Lisa selalu ada di ujung terowongan.
Saran Lisa masuk akal. Seharusnya dia memikirkan untuk pindah ke suatu tempat di mana dia bisa menjalani sisa hidupnya dengan damai.
Tapi ke mana?
Nah! Mungkin dia bisa mendiskusikannya dengan Lisa atau melakukan riset sendiri di internet.
Hari itu mereka menikmati film dan makan popcorn. Saat mereka keluar dari bioskop, dia tertawa keras mendengar lelucon konyol yang Lisa buat.
"Sekarang makan malam ditraktir aku," katanya setelah tawa mereda.
"Iya, iya. Tentu saja. Aku tidak akan memberimu ampun," Lisa meletakkan lengannya di bahu sambil mencari-cari taksi di jalan.
"Kamu selalu tahu bagaimana cara mendapatkan makan gratis dari aku," katanya dengan wajah datar dan mendapat tamparan di kepalanya. Seperti yang diharapkan!
"Diam! Hiburan ditanggung aku dan makanan ditanggung kamu, sialan!" Lisa melontarkan dengan nada pura-pura serius.