"Maka lanjutkan," gumamnya pelan, "Cium aku!"
Dia menatap wajahnya dengan penuh perhatian. Meski dia memberi izin, George masih tampak ragu, "Ap...apakah kamu yakin?"
Aniya mengangkat bahu dan menggeleng, "Tidak. Aku tidak yakin. Apakah itu akan berarti?"
Dengan dahi berkerut, George mengerucutkan wajahnya, "Berarti?"
"Iya," Tanpa peringatan, dia mulai bermain dengan kancing kerahnya, "Sesuatu yang mendalam. Bukan... hanya sentuhan kulit ke kulit."
Aniya tidak tahu apa omong kosong yang dia ucapkan, tapi ada sesuatu di dalam dirinya yang membuatnya merasa George mungkin mengerti.
Dia bisa merasakan tatapan George menembus dirinya.
"Baiklah. Makan malam denganku!" Tiba-tiba, dia membuat tawaran yang mengejutkannya.
"Makan malam denganmu?" dia melontarkan dengan tidak percaya.
"Kenapa? Ada masalah?"