Aniya meregangkan tubuh di tempat tidur dengan senyum. Semalam George membawanya ke apartemennya, dan mereka bercinta dengan liar. Dia berpaling dan menemukannya tertidur dengan damai, terbaring di perutnya.
Tangannya mengulur dan menggeser gumpalan rambut hitam tebal dari dahinya. Rambut itu jatuh kembali ke wajahnya.
Aniya terkikik dan kembali mencoba menggesernya saat tiba-tiba dia memegang pergelangan tangannya dan mencium tangannya, mengejutkannya.
"Kamu sudah bangun!" Sebuah kerutan muncul di wajahnya.
Dia bergeser mendekatinya dan bersandar pada sikunya untuk mencium bibirnya dengan lembut. Tangan Aniya langsung melingkar di lehernya, menariknya lebih dekat saat dia memperdalam ciuman. George bergumam puas, jarinya memegang pay*daranya dengan penuh kebanggaan, meremasnya dengan ringan.
Aniya ingin bercinta lagi. Semalam itu luar biasa tetapi pagi ini terasa lebih ajaib dan lebih penuh janji.