PERANG (8)

Jedrek merasa tenggorokannya tercekat oleh udara bersih ketika jantungnya berhenti berdetak begitu otaknya akhirnya menyadari apa yang ia saksikan pada saat itu.

Dalam benaknya ada banyak kata yang ingin ia teriakan keras-keras agar seluruh dunia mendengar, semuanya adalah penolakan terhadap fakta dan realita yang terjadi tepat di depan matanya.

Ini tidak mungkin terjadi, kan? Tidak satupun dari ini seharusnya terjadi.

Binatang putih itu berdiri beku ketika ia melihat bagaimana tanduk binatang naga menembus tubuh Serefina dan darah mulai mengalir dari luka tersebut.

Namun lagi-lagi, Serefina tidak akan mengorbankan dirinya tanpa mendapatkan imbalan sebagai balasannya.

Jedrek menyaksikan dengan muram saat dia membakar sayap tanduk naga itu, seolah membakar kertas dupa yang dengan cepat menjadi abu dan kemudian ditiup angin.