Rusak*

Di dalam kamar yang sunyi, suara ciuman terdengar bergema. Setiap pikiran rasional mulai mencair.

Mulut Kai mendesak lebih dalam ke atas miliknya dan ia menghisap serta menggoda bibir Kelly yang lezat untuk waktu yang lama sebelum lidahnya mendorong diantara bibirnya. Dia menyambutnya dan membiarkan Kai menjelajahi setiap sudut mulutnya. Dia menyukai betapa liar dan hangatnya Kai saat itu. Dia menyukai Kai sedang menciumnya seperti binatang yang kelaparan. Panas dan intensitas di antara mereka saat lidah mereka bertautan tak terkatakan alasan. Mereka ditelan utuh lagi dalam pusaran keinginan yang tak terelakkan untuk satu sama lain.

Ketika Kai mundur, keduanya kehabisan napas. Napas mereka bercampur dalam kepulan uap panas saat Kai menekan keningnya pada kening Kelly. Mereka berdua merasa tidak puas. Mata mereka terbakar dengan kebutuhan yang tak terpuaskan untuk lebih.