RETH
Dia tercengang tidak bisa berkata-kata. Dia dan Behryn saling menatap—Behryn yang tiba-tiba tidak marah lagi, tapi sekarang hati-hati, mengawasi reaksi Reth.
Reth tidak tahu harus berkata apa. Kepalanya berputar dengan kekonyolan situasi itu—dan sebuah keyakinan bahwa mengucapkan kata itu akan membuatnya kehilangan sahabat terbaiknya selamanya.
"Tapi..." dia mulai, lalu berhenti bicara.
Behryn mengangguk. "Aku tahu."
"Tapi tidak ada pilihan lain!" sahutnya, suaranya terdengar tinggi dan tercekik aneh.
Wajah Behryn menjadi murung. "Reth, dia pasanganku. Dia adalah bagian dariku. Aku tidak setuju dengan apa yang dia lihat, atau bagaimana dia menanganinya, tapi… dia adalah Pasangan Sejatiku."
"Aku tahu, itu masalahnya! Tidak ada pilihan. Kau tidak bisa... tapi aku tidak ingin... kecuali..."
"Tepat," Behryn bergumam kering. "Kau melihat dilemaku."