Olivia mulai berkeringat. Dia tidak asing dengan anatomi laki-laki, tapi begitu dekat. Dewa-dewa. Kini dia menggigil karena alasan yang berbeda.
Dia merasa hangat dibungkus oleh aroma tubuh dan pelukan Kaizan, tapi sekarang— setiap hembusan nafas yang dia tarik begitu menyiksa, menekannya lebih dalam ke dadanya. Dan meskipun dia ingin memikirkan seribu hal lain, yang dia rasakan hanyalah betapa dekatnya dia dengan Kaizan. Tangannya melingkar di bawah dan sekeliling tubuhnya. Kepalanya bersandar di lipatan lengan Kaizan.
Untuk mengusir pikirannya, dia berkata, "Kenapa Kamu belum menikah sampai sekarang? Maksud saya, Kamu kan bukan bagian dari keluarga kerajaan yang terpaksa melakukan pernikahan." Tapi dia cukup dekat.