Mereka adalah teman seperjuangan

Jantung Ileus berdetak liar sampai dia pikir akan melompat keluar dari dadanya. Dia menutup matanya saat dia merangkul satu-satunya wanita yang mengguncang jiwanya.

Sayap Anastasia berderit dan dia memayungi seluruh keluarganya dengan kepompongnya. "Aku juga kangen, sayang," bisiknya. Ileus mengerahkan jari-jarinya di bawah dagu Anastasia dan miringkan wajahnya.

Dia menempatkan sebuah ciuman di bibirnya dan menjilat garis bibirnya, ingin masuk ke dalam. Tapi bagaimana itu bisa terjadi saat si kecil Alexander menendang ayahnya karena menyentuh miliknya. Ileus menarik dirinya dengan kejutan di matanya. "Sialan anak ini!"

Anastasia terkikik. "Dia masih terlalu muda sayang." Dia benar-benar sudah punya tiga anak yang harus diurus.

"Tidak, dia tidak!" Ileus mengangkat alisnya pada si bungsu yang sekarang sudah berumur lima bulan dan sudah mulai posesif pada ibunya. Ileus menembakkan tatapan gelap kepadanya dan anaknya membalasnya.