Selama hari berikutnya, Olivia tinggal bersama orang tuanya sepanjang waktu. Awalnya, Kaia tidak ingin membicarakannya, tetapi kemudian Olivia bersikeras agar dia meluapkannya. Dan ketika Kaia meluapkan emosinya, dia terisak dan terisak. Dia benar-benar tidak percaya bahwa anaknya akan menjadi pemimpin pemberontak di bawah laki-laki yang dibenci oleh Vaarin pada akhirnya. Dia tidak percaya bahwa Lukas belum pernah datang menemuinya sama sekali saat dia masih hidup sebagai pemberontak. Dia tidak bisa mengerti kepincangan seorang laki-laki bernama Murtagh. Apa yang telah dia lakukan kepada anaknya tidak bisa dipahami. Dia telah mencuci otaknya hingga Lukas mulai membenci orang tua dan saudara kandungnya sendiri sebanyak dia membenci rajanya dan ratunya. Pada akhirnya Vaarin hanya bisa menyimpulkan bahwa Lukas telah pergi terlalu jauh dalam hidupnya untuk kembali.