Detak Jantung, Kegembiraan, dan Keceriaan

Seolah mengumpulkan keberanian, Kaia terpaku dalam sentuhan hangat suaminya. Dia tidak tahu apakah dia membutuhkan sentuhan itu atau suaminya yang membutuhkannya, tetapi itu membantu. Tanpa sepatah kata pun, mereka berdua berjalan ke arah tempat Ara duduk. Dan ketika mereka mendekat, mereka berdua mencium aroma anak mereka pada Ara. Hati mereka berpacu seperti batu besar yang menggelinding di lereng curam, mereka tidak bisa melangkah lebih jauh. Mereka berdua terus menatap Ara entah untuk berapa lama.