Kamu Hanya Bisa Bersorak untuk Saya

Xie Jiuhan, yang duduk di kursi utama, mengenakan setelan olahraga hitam. Tangan putih rampingnya diletakkan dengan lembut di pahanya, dan dia bersandar di sandaran kursi. Dia terlihat sangat santai, tetapi memancarkan tekanan yang tak terlukiskan. Wajah tampannya diselimuti lapisan tipis es, membuat seolah-olah salju dan es menumpuk di setiap sudut ruangan. Dia seperti dewa yang berjalan keluar dari dunia es dan salju. Begitu dingin hingga tak seorang pun berani menatapnya langsung, begitu dingin hingga tak seorang pun berani mendekatinya.