Ekspresi Mo Rao membeku sejenak saat dia menatap Fu Ying dengan pandangan gelap.
"Kamu pikir itu yang seharusnya kita bicarakan sekarang?" ujarnya dengan suara yang lebih rendah.
Fu Ying menatap Mo Rao dengan kebingungan. "Bukankah ini yang paling penting?"
Saat Mo Rao menatap wajah tampan Fu Ying, dia ingin memukulnya.
"Sekarang, kita sedang membahas soal kakimu! Kamu memaksa diri saat latihan tanpa memedulikan badanmu!"
Melihat bahwa Mo Rao marah lagi, Fu Ying merunduk dan duduk sedikit tegak.
Namun, dia masih belum mau setuju untuk mengubah pelatihan rehabilitasi.
Mo Rao mengangkat alisnya saat dia menatap Fu Ying dengan rasa tidak senang. "Apa lagi yang kamu ragukan?"
"Saya ingin sembuh secepat mungkin..."
"Tidak!" Mo Rao memotong Fu Ying dengan tegas. "Saya tidak peduli apa kata orang lain! Kamu tidak boleh bertindak sembrono!"
"Tapi..."
"Kamu lebih peduli dengan kata-kataku atau kata-kata orang lain?" tanya Mo Rao langsung.