Huo Xiaoran duduk di dalam mobil dan memegang ponselnya dengan erat sambil menatap layar ponselnya dengan murung.
Qiao An memandangnya dengan tenang. Melihat alisnya berkerut tanpa sadar, Qiao An tahu dia sedang menderita.
Qiao An meraih dan memegang tangannya dengan erat. "Kakak Xiaoran, jika kamu ingin menemuinya, pergilah menemuinya."
Huo Xiaoran protes dengan bersemangat, "Setiap kali saya berbaik hati padanya, saya akan digunakan oleh keegoisannya. Saat itu, saya akan semakin marah dan kecewa. An'an, saya tidak ingin melihatnya lagi."
Qiao An terdiam sejenak. "Kekhawatiranmu benar. Tapi kamu tetap tidak bisa cukup tega untuk meninggalkannya. Bagaimana kalau saya yang pergi untuk kamu dan mencari tahu lebih banyak tentangnya?"
Huo Xiaoran mengeratkan genggaman tangannya pada Qiao An. "Bukankah kamu sedang hamil? Sebaiknya kamu menghindari hal-hal yang mengerikan seperti itu."