SEDIKIT CINTA

Sudut Pandang RAVENNA

Amarah yang mengalir dalam diriku bagaikan inferno yang mengamuk, melahap setiap serat keberadaanku. Kebencian membakar di dada, sebuah emosi yang garang dan tak kenal lelah, yang mengancam untuk menguasai diriku. Aku tidak ingin apa-apa selain untuk melampiaskan kekesalan, untuk melaksanakan balas dendamku pada Arianne karena ketidakpatuhannya dan pembangkangannya.

Aku tidak percaya. Arianne telah lepas dari genggamanku, menentangku dan mengancam untuk melakukan semau hatinya. Bagaimana dia berani mengejek, mengancam, dan menolak untuk menuruti perintahku. Keberanian wanita itu. Aku menggelegak dengan amarah dan frustasi, pikiranku penuh dengan pikiran balas dendam.