MENCARI SEKUTU

POV ARIANNE

Pintu terbuka saat aku berdiri di pintu masuk, hanya membawa sebuah peti di tanganku. Jari-jariku mengencang menggenggam pegangan kulit saat udara dingin pagi menyusup melalui pintu yang terbuka lebar. Aku mengenakan kemeja linen berwarna anggur yang sederhana dan legging—tanpa sutra, tanpa baju besi, tanpa apapun yang mengisyaratkan siapa diriku dulu.

Koridor di belakangku sepi. Tak ada langkah kaki. Tak ada perpisahan. Tak ada yang mengantarku pergi. Dewan memastikan keadaan seperti itu. Dengan gelar yang direnggut, dengan segala yang pernah kumiliki, aku menjadi tak terlihat di tempat dimana suaraku pernah mengomandoi tentara.

Mereka pikir mereka menang. Bahwa dengan mengirimku pergi dari kastil, mereka mengambil alih kontrol atas takhta dan kerajaan. Biarkan mereka percaya itu. Biar mereka berpikir mereka telah menggulingkan aku, mematahkan aku.

Tapi mereka tidak tahu kebenarannya.

Mereka tidak tahu bahwa aku pergi atas kemauanku sendiri.