Qian Qian, Jangan Menghindar

Fu Sinian menggendong Shi Qian kembali ke kamarnya dan meletakkannya di tempat tidur.

Shi Qian belum sempat menikmati dirinya sendiri.

Dulu, dia tidak tahu cara bermain catur dan belajar dari Tuan Tua. Sekarang, setelah dia baru tahu caranya, dia merasa itu menyenangkan.

"Baru jam delapan. Sejak kapan kamu tidur begitu cepat?"

"Kamu istriku. Kenapa dia terus memonopoli kamu?"

"Siapa istri kamu!" Shi Qian membantah.

"Bukankah kamu? Yakin kamu nggak akan memanggil aku Suamiku nanti?"

Wajahnya menjadi merah. Dia mengambil bantal dan hendak melemparnya ke Fu Sinian ketika sebuah buku jatuh dari bantal tersebut.

"Apa ini?" Shi Qian mengambilnya.

Membuka halaman pertama, dia tak bisa menahan tawanya. "Keutamaan pria?"

Dia melirik tulisan tangan itu. Ternyata tulisan asli Tuan Tua.

"Aturan pertama: Kamu tidak boleh melawan perintah istri kamu. Kamu harus taat padanya."

"Aturan kedua: Kamu harus menjaga jarak lebih dari tiga langkah dari lawan jenis selain istri kamu."