Menampar Wajah Ayah Brengseknya

Shi Qian langsung mengerti maksudnya.

Dia berbalik untuk melihat nisan tersebut dan berkata pelan, "Kakek, ini Fu Sinian. Dia cucu Kakek Fu dan pacar saya."

"Apakah kata pacar membuatmu gugup?" tanya Fu Sinian dengan senyum.

Shi Qian mengangkat tangannya dan mencubitnya, wajahnya penuh dengan rasa malu.

Dia telah mengakuinya. Apa lagi yang dia inginkan?

Fu Sinian tersenyum dan memegang tangannya erat-erat di telapak tangannya. "Mengucapkan 'pacar' terdengar agak panjang. Kenapa tidak panggil saja aku Suamiku?"

"Dalam mimpimu!" balas Shi Qian dengan keras.

… .

Setelah memberi penghormatan kepada Kakek Lin, mereka berdua kembali ke vila di Kota Awan.

Fu Sinian menunda perjalanan selama satu hari lagi.

"Korporasi Lin memiliki pertemuan pemegang saham besok. Aku akan menemanimu untuk mengikutinya."

"Pertemuan pemegang saham?" Shi Qian terlihat terkejut. "Saya tidak tahu apa-apa. Apakah saya harus mempersiapkan sesuatu?"