Elliana memandang tangan yang terulur di depannya seakan-akan itu adalah sesuatu yang asing sebelum dia mengalihkan pandangannya ke mata Sebastian yang penuh harap menatapnya.
Memang benar dia terluka saat Sebastian mengucapkan kata-kata itu padanya, tetapi itu tidak berarti dia tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua.
Lagipula, ini hanya persahabatan, kan?
"Kamu yakin tentang ini? Aku seorang penyihir," kata Elliana dan pria itu menatapnya dengan tegas, pandangannya tidak bergeser dari wajahnya.
Dia mengangguk.
"Positif," ucapnya dan Elliana menggumamkan sesuatu.
Dia melangkah maju dan memegang tangan Sebastian di tangannya, berjabat tangan dengan ringan.
"Teman, kurasa," bisiknya dan Sebastian tersenyum di balik topengnya.
"Jadi, kamu mau pergi minum kopi denganku? Untuk merayakan ikatan persahabatan yang baru ini?" tanya Sebastian dan Elliana mengerutkan dahinya padanya.
Dia terlihat ragu.
Bukankah dia terburu-buru?
"Tapi aku masih ada kuliah," kata Elliana.