"Z-Zen, mengapa kau begitu kejam padaku? Apakah aku melakukan kesalahan?" tanya Alice, suaranya bergetar karena air mata yang hendak jatuh.
Kali ini, ada nada pengaduan yang sebenarnya dalam nadanya.
Dia tidak mengerti mengapa Zen, yang memperlakukan Hera dengan penuh kelembutan dan hormat, tampaknya menganggap dirinya sebagai musuh.
Alice selalu percaya bahwa dirinya dicintai semua orang, bahwa tidak ada yang bisa menolak memanjakannya jika dia benar-benar menginginkannya.
Tetapi setiap kali Hera muncul, semuanya menjadi berantakan.
Rencana gagal, harapan hancur, dan perhatian yang dia pikir adalah miliknya saja beralih ke arah lain.
Ini hanya memperdalam kebencian Alice terhadap Hera.
Bagi Alice, Hera adalah anomali, gangguan yang tidak diinginkan yang mempengaruhi orang lain untuk berbalik melawan dirinya.
Dan begitu, dalam pikiran Alice, kebencian yang kian tumbuh terhadap Hera tidak hanya dibenarkan—semuanya adalah salah Hera sepenuhnya.