Tetapi saat dia menarik Hera lebih dekat dalam mimpinya, momen hangat itu tiba-tiba hancur oleh ketukan di pintu.
Mata Leo terbuka perlahan, kelembutan yang tersisa di pandangannya langsung digantikan oleh sikap dingin dan penuh perhitungan seperti biasanya. Dia duduk perlahan, menghela napas, dan berkata dengan suara tegas, "Masuk."
Pintu berderit terbuka, memperlihatkan sang penyiksa yang masih berlumuran darah segar. Di tangannya, dia memegang alat perekam—pengakuan dari tawanan mereka baru saja direkam di dalamnya. Suaranya stabil, tanpa ragu.
"Pak, kami telah mendapatkan semua informasi yang kami butuhkan. Mohon arahan untuk langkah selanjutnya."