Bab 847: Berlutut dan Memohon Ampun

Di depan kerumunan, Li Kaize tentu tidak dapat begitu saja menunduk.

Di dasar masyarakat, perjuangannya adalah untuk sebuah gigitan makanan.

Di puncak masyarakat, perjuangannya adalah untuk sebuah hembusan napas.

Orang seperti Li Kaize peduli akan wajah, akan kesombongan. Sekarang, di depan begitu banyak Lis, bagaimana dia bisa kalah dari seorang anak miskin dari Daratan? Bagaimana dia, sang tuan muda dari keluarga Li, bisa kalah dari seseorang yang tidak berarti?

Bahkan jika keluarga Wan berdiri di belakangnya, lantas apa? Kekuatan keluarga Wan di Hong Kong tak ada artinya, hampir tidak layak disebut. Lis Hong Kong tentu tidak akan mengabaikan hubungan keluarga, bukan? Pasti mereka tidak akan memihak orang luar?

"Baiklah." Wan Lin'er mencemooh, "Saya benar-benar ingin melihat dengan hak apa kamu, Li Kaize, dapat menghalangi keluarga saya dari Hong Kong selamanya."

"Saya adalah anggota klan Li," Li Kaize menyatakan, menepuk dada, penuh amarah.