He Yu pergi.
Untuk waktu yang lama, dia tidak muncul di hadapan Xie Qingcheng.
Namun kenyataannya, dia sering mengendarai mobilnya dan diam-diam mengawasi Xie Qingcheng dari kejauhan.
Dengan dagu bertumpu pada setir, pemuda itu menatap ke depan. Dia melihat Xie Qingcheng melangkah keluar dari Gang Moyu di bawah cahaya pagi yang bersalju dan kembali larut saat senja. Sosoknya tetap tinggi, tetapi semakin kurus.
Dia tidak lagi mengganggunya.
Xie Qingcheng telah mengungkapkan perasaannya dengan sangat jelas—baginya, keterlibatan dengan He Yu hanya membuatnya lelah. Saat He Yu belum menyadari perasaannya sendiri, dia tidak terlalu peduli dengan perasaan Xie Qingcheng. Namun kemudian, ketika dia akhirnya mengerti, dia bertindak impulsif dan ingin mengungkapkan perasaannya, tetapi Xie Qingcheng menolaknya dengan dingin. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan.
He Yu terpaku. Kata "suka" tak lagi bisa terucap dari bibirnya.
Dia tahu betul bahwa jika dia berlari menemui Xie Qingcheng dan berkata, "Maaf, Ge. Aku baru sadar bahwa aku menyukaimu. Bisakah kita memulai lagi?" Xie Qingcheng pasti akan menamparnya dan mengatakan agar dia tidak pernah muncul lagi di hadapannya. Dan kini, tidak ada yang bisa He Yu lakukan untuk mengubah itu.
Di hadapan Xie Qingcheng, taringnya yang dulu tajam kini serapuh gula, dan cakarnya kehilangan kekuatannya. Melihat dirinya sendiri dalam keadaan seperti ini membuatnya takut. Seharusnya, dia tidak memiliki emosi yang begitu rapuh.
Dia tidak tahu apakah cinta memang seharusnya seperti ini—apakah cinta seharusnya membuatnya begitu lemah.
Namun, dia telah berjanji pada Xie Qingcheng.
Janji kepada seseorang yang sudah terlalu banyak menanggung penderitaan.
Jangan mengganggunya.
Jangan memaksanya.
Jangan mempertahankan sesuatu yang sudah berakhir.
Jadi, dia harus merelakannya. Itu adalah pilihan terbaik bagi mereka berdua.
♛┈⛧┈┈•༶✧༺♥༻✧༶•┈┈⛧┈♛
Suatu hari, setelah membeli bahan makanan, Xie Qingcheng mengambil jalan memutar menuju rumah dan singgah di sebuah toko kue. Toko itu berdekatan dengan tempat He Yu memarkir mobilnya, dan sudah terlambat baginya untuk pergi tanpa ketahuan.
He Yu mendengar suara Xie Qingcheng berbicara dengan pegawai toko, samar namun jelas, "Ya, saya butuh desain kue untuk seseorang yang berusia lima puluh tahun. Bisakah menunjukkan pilihan yang tersedia?"
Mungkin itu untuk salah satu paman atau bibi di Gang Moyu, pikir He Yu.
Dia menyaksikan bagaimana Xie Qingcheng dengan saksama membaca daftar pilihan yang diberikan pegawai toko. Dalam hatinya, samar-samar muncul rasa iri terhadap orang yang akan menerima kue itu.
Dia bahkan membuat keputusan dalam hitungan menit: setelah Xie Qingcheng pergi, dia akan masuk ke toko kue dan meminta pegawai di sana untuk menjual kue yang sama kepadanya.
Dia akan membeli kue yang persis sama, membawanya pulang, lalu memakannya sendiri.
Tidak masalah meskipun dia sendirian.
Namun, sebelum ide hebat itu sempat terwujud, Xie Qingcheng—yang sudah selesai memesan dan baru saja keluar dari toko—tiba-tiba berbalik.
Dengan sorot mata peach blossom-nya, dia menangkap bayangan mobil He Yu. Dan juga sosok yang ada di dalamnya.
He Yu "..."
Xie Qingcheng "..."
Sebenarnya, He Yu sudah sangat berhati-hati. Dia bahkan tidak mengendarai salah satu mobil mewah keluarganya. Sebagai gantinya, dia sengaja membeli sebuah SUV BMW—mobil biasa yang sering terlihat di jalanan. Chassis-nya tinggi, memungkinkan pandangan luas, namun tidak mencolok.
Siapa sangka, Xie Qingcheng tetap bisa menemukannya?
He Yu tidak tahu bagaimana harus menghadapi Xie Qingcheng sekarang. Dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya, dan dia sudah berjanji untuk tidak lagi terlibat dengannya.
Karena tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, dia hanya bisa duduk diam sementara Xie Qingcheng mendekat dengan ekspresi muram dan mengetuk jendela mobilnya.
He Yu meletakkan satu tangan di kemudi, menyandarkan kepalanya pada lengannya. Dengan tangan lainnya, dia menurunkan kaca jendela.
Dia sedang menyiksa dirinya sendiri, tetapi tetap memaksakan senyuman, berpura-pura semuanya baik-baik saja.
Xie Qingcheng bertanya, "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau ada di sini?"
Di bawah bayangan bulu matanya, He Yu terdiam sejenak, tidak tahu harus menjawab apa. Jadi, dia tidak mengatakan apa pun.
Kemudian, setelah jeda singkat, dia hanya berkata, "Kau membeli banyak barang. Biar aku yang membawanya untukmu."
Xie Qingcheng mengangkat tangannya dan mendorong pintu mobil, mencegah He Yu turun.
Melalui jendela yang terbuka, dia berbicara dengan nada sedingin es. "Bukankah sudah kubilang untuk tidak menggangguku lagi?"
He Yu menyadari bahwa di hadapan Xie Qingcheng, bahkan untuk membela dirinya pun dia tak memiliki kekuatan.
Kata 'suka' disebut 'suka' ketika orang lain bisa menerimamu.
Ketika mereka tidak bisa menerimamu, itu disebut 'cinta tak terbalas.'
Dan ketika mereka tidak akan pernah menerimamu, itu disebut 'obsesi' atau 'pelecehan'.
He Yu adalah seseorang yang menghargai harga dirinya.
Kini, setelah pikirannya lebih jernih, dia tidak berniat membiarkan Xie Qingcheng menyadari perasaannya—hanya untuk melihat ekspresi terkejut, jijik, hina, atau penolakan darinya.
Itu akan terlalu menyakitkan.
Saat terluka, dia bisa kehilangan kendali. Dan saat kehilangan kendali, dia menjadi destruktif. Pada akhirnya, mereka berdua hanya akan saling menyakiti. Tidak ada manfaatnya—baik bagi kehidupan mereka maupun bagi penyakit mereka.
Jadi, He Yu hanya tertawa seperti biasa, bahkan mempertahankan sikap angkuh dan berjarak. "Kau salah paham. Aku hanya kebetulan lewat."
"Kalau begitu, kau bisa pergi sekarang."
He Yu ingin mengatakan, "Kenapa akhir-akhir ini kau terlihat lebih kurus? Apakah ada sesuatu yang tidak kau ceritakan kepada siapa pun dan hanya kau simpan sendiri?"
Tapi kemudian dia ingat—dia tidak boleh menyukai Xie Qingcheng.
Jadi, dia membungkus 'rasa suka' yang baru saja dia sadari dalam kertas pembungkus terburuk, membuatnya tampak sama kasar dan menjijikkan seperti sebelumnya, agar tidak ada yang menyadarinya.
Sebagai gantinya, dia mencibir, "Jalan ini bukan milikmu, dan polisi lalu lintas belum datang untuk menilangku. Jadi, sebaiknya kau juga bersikap masuk akal."
"Terus terang saja, kau hanya mengganggu pandanganku."
He Yu merasa seolah-olah sebilah pisau telah menusuk hatinya, tetapi dia menghapus darahnya dengan ekspresi tanpa emosi.
Ada rasa manis yang pahit tersembunyi di tenggorokannya, dan ujung bibirnya membentuk senyum acuh tak acuh dan canggung saat ia menertawakannya.
"Xie Qingcheng, terakhir kali kau tidur denganku, kau tidak menganggapnya sebagai gangguan. Saat itu, kau menciumku, kau berada di atas tubuhku, bahkan..."
Xie Qingcheng mendorong kepala He Yu yang bersandar pada jendela mobil ke belakang dengan begitu kuat hingga He Yu merasakan sedikit sakit.
"Jangan sebut-sebut malam itu lagi."
He Yu harus memastikan sampai akhir bahwa sikapnya tidak berubah agar tidak membuat pihak lain merasa tidak nyaman.
"Ah, jadi kalau kau tidak mengatakan apa-apa, kita tidak akan membicarakannya."
Sebelum He Yu pergi dengan mobilnya, ia melihat kantong belanja di tangan Xie Qingcheng, dan salah satunya memiliki logo apotek terdekat.
He Yu menekan rem dengan kakinya, memegang setir dengan satu tangan, tetapi tidak bisa menahan diri untuk bertanya kepada Xie Qingcheng, "Xie Qingcheng, apakah kau sakit?"
Xie Qingcheng mengikuti arah pandangannya dan melihat kantong plastik dari apotek itu. "Tidak."
Saat mengatakannya, alisnya sedikit berkerut, bibirnya sedikit bergerak, seolah ingin mengatakan sesuatu lagi kepada He Yu, tetapi pada akhirnya, ia tidak mengatakannya.
"Jika kau butuh bantuan, ingatlah untuk memberitahuku. Seorang suami akan selalu baik kepada istrinya."
"Istri ibumu, pergi sana."
He Yu tersenyum dan menurut, lalu pergi.
Namun, hanya ketika ia berbalik dan berjalan menjauh, saat Xie Qingcheng tidak bisa lagi melihat wajahnya, senyum pura-puranya memudar seperti salju yang mencair.
Sambil menggenggam setir, ia perlahan pergi. Buku-buku jarinya memutih, dan rasa sakit di hatinya tak lagi bisa dibendung, menyebar seperti retakan pada porselen.
Setibanya di rumah, He Yu tak lagi bisa mengenakan topengnya.
Dengan perasaan kesal, ia menelan banyak pil tanpa menghiraukan resep medis yang diberikan kepadanya oleh Anthony. Ia menelan semua obat itu sekaligus dan akhirnya berhasil meredakan gejolak emosinya yang kuat.
Setelahnya, He Yu berbaring di tempat tidur untuk beberapa saat, mencoba mencari di ponselnya foto-foto yang pernah ia ambil di klub untuk menghibur diri. Namun, begitu ia membuka album, ia baru menyadari bahwa ia telah menghapus semuanya.
Foto-foto itu tidak ada lagi.
Yang tersisa hanyalah satu foto wajah Xie Qingcheng yang ia temukan di internet.
Foto itu sangat indah. Wajah Xie Qingcheng tampak diselimuti cahaya keemasan dari halo lampu jalan.
He Yu menatap profil pria itu berulang kali, dan akhirnya ia tidak bisa menahan diri untuk mengangkat ponselnya ke bibir, lalu dengan lembut mencium alis dan mata Xie Qingcheng dalam foto tersebut. Hanya pria dalam foto itu yang tidak akan memperlakukannya dengan dingin. Dalam ketenangan semu ini, He Yu benar-benar merasakan perasaan yang hampir menyerupai kesedihan.
Ia butuh pelampiasan dan ingin berbicara dengan seseorang. Jika ia memiliki seseorang yang ia sukai tetapi tidak bisa ia miliki, ia ingin berbagi perasaan itu dengan orang lain. Cinta tidak bisa disembunyikan, bahkan bagi orang yang kehilangan akal sekalipun.
Sayangnya, He Yu tidak memiliki teman untuk diajak bicara. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah berselancar di internet dan mengunggah sesuatu secara anonim ke akun Weibo-nya.
Di akun kecil yang bersifat pribadi ini, ia selalu menuliskan suasana hatinya setiap hari dan telah memublikasikan banyak unggahan secara terputus-putus. Sebelumnya, yang ia unggah bukanlah sesuatu yang panjang, kebanyakan hanya foto-foto yang maknanya hanya ia sendiri yang tahu, disertai dengan sedikit teks sederhana.
Sebagai contoh, ia pernah mengunggah gambar cahaya pertama di pagi hari.
Ia menulis, 'Fajar selalu lebih indah tanpa batas'.
Contoh lainnya, ia pernah membagikan video ubur-ubur.
Ia menulis, 'My heart will go on'.
Yang terbaru adalah pemandangan malam yang ia potret di dekat gang MoYu.
Dan yang ia tulis, 'Bulan malam ini sangat indah'.
Namun kali ini, He Yu merasa sangat gelisah. Ia pun membuka salah satu forum diskusi emosional, berharap menemukan sesuatu yang bisa membuatnya merasa lebih baik.
Hasil pencariannya adalah, 'Aku akan mempermalukan sampah yang dengan tidak tahu malu telah menipuku'.
He Yu berpikir dalam hati, Penipuan? Xie Qingcheng bahkan tidak akan repot-repot berbohong padaku.
"Sudah setahun sejak kami putus, tetapi aku masih memikirkannya, apa yang harus kulakukan?"
He Yu berpikir, Bisa bersama saja sudah luar biasa, bukan? Bukankah mengatakan bahwa mereka putus hanya bentuk pamer bahwa mereka pernah memiliki sesuatu?
"Istriku memintanya tiga kali dalam satu malam, bukankah itu terlalu banyak?"
He Yu hanya menjawab, "Kau sampah."
Sambil membaca berbagai unggahan negatif itu, He Yu terus berpikir. Pada akhirnya, ia merasa bahwa tidak ada satu pun pengalaman orang lain yang bisa dijadikan referensi. Maka, ia memutuskan untuk menuliskan kisahnya sendiri dan mengunggahnya. Terkadang, mendengar pendapat orang lain juga bukan ide yang buruk.
Jadi, He Yu menulis, [Perselingkuhan Rahasia] Aku menyukai seorang pria yang usianya tiga belas tahun lebih tua dariku. Namun, ia terlihat sangat muda, dan aku tidak peduli dengan perbedaan usia di antara kami, ataupun dengan fakta bahwa ia sudah bercerai dan memiliki kepribadian seperti seorang ayah.
Kami tidak pernah mengonfirmasi hubungan kami, bahkan tidak bisa disebut sebagai teman, tetapi kami sudah tidur bersama berkali-kali. Lama-kelamaan, aku jatuh cinta padanya, tetapi ia justru ingin aku menjauh sejauh mungkin darinya.
Terakhir kali kami melakukannya, ia sangat aktif, dan aku yakin ia menikmatinya. Tapi setelah selesai, ia ingin aku segera menghilang. Sekarang, setiap kali melihatnya, aku merasa tidak nyaman dan harus pura-pura acuh tak acuh kepadanya... Aku tidak tahu bagaimana harus menenangkan diriku sendiri.]
Forum itu sangat ramai, dan seseorang dengan cepat merespons:
Respon 1, "Adik kecil, kau bertemu bajingan, larilah secepat mungkin."
Respon 2, "Saat melakukannya terasa menyenangkan, tapi setelah selesai dia menyuruhmu segera menghilang, sampah macam apa itu?! Seorang bajingan menemukan gadis murahan, apalagi yang bisa dikatakan? Aku hanya bisa berkata, aku menghormatimu, semoga beruntung, dan pergilah ke neraka. Dua orang aneh, bersenang-senanglah dan jangan mati di depan pintu rumahku."
Respon 3, "Adik, ini tidak sepadan, sungguh. Jangan buang waktumu. Dulu aku juga terobsesi dengan seorang pria, dan aku kehilangan masa mudaku... sayangnya, waktu tidak bisa diputar kembali. Meimei, dengarkan Jiejie, masih banyak pria di dunia ini, kau masih muda. Belajarlah mencintai dirimu sendiri. Pikirkan orang tuamu, mereka tidak ingin melihat hidupmu hancur di tangan seorang duda. Kau masih muda, bukan? Apakah kau ingin menjadi istri kecil di usia muda? Lagi pula, pria ini tampaknya tidak bisa diandalkan. Jika kau memberinya anak, ia juga tidak akan menghargaimu. Wanita harus mencintai dirinya sendiri! Ingat itu!"
Rrspon empat, "Jiemei, pria ini tidak akan bertanggung jawab; dia hanya memanipulasimu. Aku pikir dia adalah tipe pria yang mengaku berbeda, tetapi tindakannya menunjukkan bahwa dia tidak memperlakukan wanita sebagai manusia. Saranku sederhana, tinggalkan dia."
Respon lima, "Aku ingin memberitahumu dengan jelas—jika kau hamil, dia bahkan tidak akan memberimu uang untuk aborsi."
Respon enam, "Apakah kau berbicara tentang perbedaan usia 13 tahun? Berapa usiamu? Dia sudah tidak muda lagi—apakah dia masih bisa memuaskanmu? Apakah dia seorang duda dengan anak? Apakah kau rela menjadi istri kedua dan ibu tiri? Pikirkan baik-baik, Meimei yang bodoh!"
Respon tujuh: "Pria seperti ini punya banyak pacar, tapi kenapa aku tidak punya? Oh, aku menangis... wuu, wuu, wuu."
Respon delapan: "Jiemei, wanita harus mandiri. Pria hanyalah hiburan bagi kita, jangan terlalu dianggap serius."
He Yu terdiam.
Apakah unggahaku seperti seorang gadis sekolah yang baru saja ditolak? Dan selain itu, Xie Qingcheng bukan pria brengsek! Benar, bukan?
Satu per satu, He Yu memblokir orang-orang itu.
Akhirnya, setelah berpikir sejenak, ia meninggalkan komentar:
"Aku telah memblokir semua orang yang menyebutnya pria brengsek, jadi setidaknya hargailah diri kalian sendiri."
Beberapa detik kemudian...
Respon sembilan, "Kau wanita murahan. Bajingan itu sedang memanipulasimu, dan tidak ada yang bisa menolongmu lagi."
He Yu terdiam.
Lupakan saja. Saatnya tidur!
♛┈⛧┈┈•༶✧༺♥༻✧༶•┈┈⛧┈♛
Beberapa hari kemudian, universitas kembali dimulai.
He Yu memasuki tahun keduanya, dan Xie Xue masih menjadi dosennya.
Ia berpikir, Jika aku tidak bisa melihat Xie Qingcheng, maka setidaknya melihat Xie Xue pun tidak masalah.
Setidaknya mata Xie Xue mirip dengan mata kakaknya, dan menatapnya membuatnya merasa bahagia—lebih baik daripada membaca tanggapan dari forum saran emosional.
Namun, He Yu tidak menyangka bahwa pada hari pertama sekolah, ketika ia tiba di kelas, Xie Xue tidak ada di podium. Sebagai gantinya, seorang dosen tua yang agak gemuk dengan kacamata bertangkai kura-kura berdiri i sana.
"Profesor Xie Xue untuk sementara tidak dapat mengajar karena alasan kesehatan. Saya akan menggantikannya sementara. Nama belakang saya Zhang."
He Yu duduk di barisan terakhir kelas, dan saat itu, ia tiba-tiba teringat kantong obat yang dibawa Xie Qingcheng ketika mereka bertemu di pintu masuk Gang MoYu. Ia juga teringat ekspresi ragu pria itu saat itu. Tiba-tiba, semuanya menjadi jelas.
Setelah kelas, He Yu mencoba menelepon Xie Xue, tetapi tidak ada jawaban. Jadi, ia menelepon Xie Qingcheng sebagai gantinya. Panggilan pertama tidak diangkat, tetapi panggilan kedua akhirnya dijawab—mungkin karena Xie Qingcheng merasa kesal.
"Apa maumu?" Suaranya dingin.
He Yu langsung ke inti permasalahan. "Apakah Xie Xue sakit? Dia tidak datang ke kelas hari ini."
Xie Qingcheng tampaknya menyadari bahwa ia tidak bisa menyembunyikannya lagi. Ada keheningan di telepon selama beberapa saat. Akhirnya, ia menghela napas dan berkata,
"...Lupakan. Jika kau punya waktu, datanglah ke Gang MoYu. Aku akan menjelaskan secara langsung."
Malam itu, He Yu seharusnya menghadiri dua kelas pilihan, tetapi ia melewatkannya dan langsung pergi ke Gang MoYu setelah kelas utamanya selesai.
Begitu masuk, ia melihat Xie Qingcheng duduk sendirian di rumah, merokok.
"Di mana Xie Xue?"
"Dia di rumah sakit."
He Yu terkejut. "Kenapa tiba-tiba? Apa yang terjadi? Di rumah sakit mana?"
"Di rumah sakit swasta yang didirikan oleh Qin Ciyan bersama temannya. Aku merasa lebih tenang jika dia dirawat di sana."
Xie Qingcheng menjentikkan abu rokoknya dengan ujung jari.
He Yu dapat merasakan bahwa Xie Qingcheng masih tidak ingin berurusan dengannya, jadi pasti ada alasan mengapa pada akhirnya ia bersedia menghubunginya.
Seperti yang diduga, Xie Qingcheng tidak berniat berbasa-basi dengan He Yu. Setelah hening sejenak, ia memberi tahu He Yu bahwa dalam tubuh Xie Xue ditemukan jejak RN-13.
He Yu terkejut.
Namun, ia segera memahami alasan Xie Qingcheng ingin membicarakan masalah ini dengannya. Selain He Yu, hampir tidak ada orang lain yang bisa diajak Xie Qingcheng berdiskusi tentang obat terlarang ini.
Sebagai korban RN-13, ekspresi He Yu menjadi semakin muram. Meskipun ia sudah tidak memiliki perasaan untuk Xie Xue dan hubungan mereka telah menjadi agak tegang, pada akhirnya, Xie Xue tetaplah seorang teman yang pernah memberikan banyak kenyamanan di saat-saat tersulitnya.
Dengan suara dalam, He Yu bertanya, "Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah serius?"
"Untungnya, masih dalam kendali."
He Yu merasa sedikit lega, tetapi alisnya tetap berkerut. "Apakah kau sudah menemukan penyebabnya?"
"Ada beberapa petunjuk."
Xie Qingcheng telah menghabiskan rokoknya dan terbatuk ringan saat hendak mengambil sebatang lagi.
Namun sebelum tangannya menyentuh bungkus rokok, He Yu langsung merebutnya.
"Tidak. Jangan merokok. Aku benci asap rokok." He Yu berkata tegas.
Xie Qingcheng, yang terlalu lelah untuk berdebat, hanya mengusap rambutnya dan menutup mata.
Setelah beberapa saat, ia akhirnya berbicara. "Menurut laporan laboratorium, dia terpapar obat ini pada musim gugur tahun lalu. Aku juga bertanya padanya di rumah sakit, dan dia mengaku sempat mengalami reaksi akibat stres saat itu, seperti insomnia dan mimisan."
Hati He Yu berdebar.
Ia teringat bahwa sebelumnya memang pernah melihat Xie Xue mengalami mimisan di sekolah. Saat itu, mereka sempat berbicara, dan ia menyarankan agar Xie Xue pergi ke rumah sakit atau setidaknya memberi tahu Xie Qingcheng. Namun, Xie Xue hanya menganggapnya sebagai masalah sepele, mengatakan bahwa Xie Qingcheng terlalu sibuk untuk diganggu.
He Yu bergumam, "Dia tidak pernah memberitahumu?"
Xie Qingcheng menundukkan matanya dan meletakkan tangan di dahinya, tampak sangat lelah.
"Tidak. Aku baru mengetahuinya beberapa minggu yang lalu."
Hari itu, aku pulang dan menemukannya pingsan di lantai. Ada tisu berlumuran darah di mulut dan hidungnya. Aku segera membawanya ke rumah sakit, dan sepupumu melakukan beberapa tes. Tapi hasil tes darahnya normal—tidak ditemukan masalah apa pun.
"Lalu apa yang terjadi?"
"Saat itu, aku teringat beberapa reaksi patologis yang kualami ketika pertama kali terpapar RN-13—mimisan dan pingsan, sama seperti yang terjadi padanya."
Saat mengatakan ini, Xie Qingcheng mengangkat tatapannya ke arah He Yu.
"Kasusmu berbeda. Kau mendapatkannya melalui pewarisan genetik, jadi kau tidak mengalami gejala awal seperti ini."
He Yu terdiam.
"Aku membawa Xie Xue ke rumah sakit milik teman Qin Ciyan untuk menjalani pemeriksaan khusus. Ini laporan laboratoriumnya."
Xie Qingcheng mengeluarkan selembar kertas dari laci dan menyerahkannya kepada He Yu.
Di atas kertas putih bersih itu, tertulis jelas 'Xie Xue, RN-13 positif.'
He Yu menatapnya dalam diam untuk beberapa saat. "Siapa yang memberinya obat ini?"
"Dosisnya tidak tinggi. Sangat kecil."
Xie Qingcheng tidak langsung menjawab pertanyaannya, melainkan terlebih dahulu menjelaskan kondisi Xie Xue.
Suaranya terdengar tenang, tetapi berat, seperti riak air yang perlahan menyebar—dingin, dalam, dan penuh beban.
"Dengan teknologi medis saat ini, dosis sekecil ini tidak akan menyebabkan kerusakan permanen pada tubuhnya. Aku sudah memberinya pengobatan untuk sementara waktu, tetapi..."
Xie Qingcheng bersandar ke sofa dan menutup matanya.
"Saat pertama kali Qin Ciyan terlibat, itu melalui institut penelitian Amerika. Obat-obatan khusus kita juga dikembangkan berdasarkan formula molekuler yang mereka berikan. Obat yang kau minum, yang aku minum—semuanya berasal dari obat yang sama."
He Yu mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Apakah itu berarti… obat ini tidak bekerja pada Xie Xue?
"Dia tidak memilikinya," kata Xie Qingcheng. "Obat itu hanya bisa menekan gejalanya, tetapi tidak memiliki efek terapi yang signifikan."
"Jadi itu karena..."
"Dia mengonsumsi obat baru."
Keheningan panjang menyelimuti mereka.
He Yu bertanya, "Apakah masih ada orang yang mengembangkan versi baru dari RN-13?"
Xie Qingcheng mengangguk lelah.
Namun, penelitian tentang RN-13 harus dilakukan secara rahasia—itu ilegal. Bahkan jika ada seseorang yang melakukan eksperimen secara diam-diam, Xie Xue hanyalah seorang guru. Bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan akses ke sesuatu seperti itu?
Xie Qingcheng memainkan pemantik apinya, menyalakan dan mematikannya, sebelum berbicara kepada He Yu.
"Ada satu kemungkinan."
"Coba ingat kembali musim gugur tahun lalu. Apakah kau mengingat sesuatu yang terjadi padanya?"