"Biarkan saja para bodoh itu berdebat siapa yang akan membayar. Sini, minumlah."
Pandangan Penny tertuju pada gelas anggur yang Jessa sedang tuangkan. Dia menghela nafas panjang dan menepuk bibirnya.
'Yah, sepertinya aku bukanlah peminum sesekali lagi,' pikirnya. 'Meskipun aku memiliki sesuatu untuk dirayakan hari ini... dan sesuatu yang ingin aku lupakan.'
"Jessi," Allison mendesah, hanya untuk mendapat tatapan tajam dari Jessa.
"Allison, Penny sudah besar," Jessa berargumen, sambil menyodorkan gelas anggur di depan Penny. "Sini, minumlah. Lalu, mari kita bicara tentang gebetan kita. Kamu si nakal kecil. Aku dengar kamu pergi kencan."
"Jangan panggil dia nakal," komentar Allison, tapi Jessa hanya tersenyum sinis.
"Bagaimana saya tidak bisa? Lihat saja dia!" nada suara Jessa, membuat Allison melirik ke arah Penny.