Penny tidak perlu mencari Zoren begitu dia berada di dalam rumah; para pengawal di sekitar sudah memberitahunya di mana Zoren berada. Penny langsung menuju ruang makan, di mana dia diberitahu akan menemukan kekasih hatinya. Langkahnya terhenti di pintu masuk, matanya tertuju pada pria yang meletakkan sebuah piring di depannya sambil membawa yang lain.
Meja telah diatur dengan tatanan lilin, memberikan suasana romantis pada makan malam yang sedang dipersiapkannya. Senyum merekah di sudut bibirnya saat dia bersandar pada kusen pintu dengan lengan terlipat. Penny hanya mengamatinya menyiapkan meja sampai Zoren mengangkat kepalanya ke arahnya.
"Apakah kamu hanya akan berdiri di sana?" adalah pertanyaan pertama yang dia ajukan dengan nada dingin namun sedikit menggoda. "Ayo. Aku sudah menunggumu."
Dia mengatupkan bibirnya dan mendorong dirinya menjauh dari kusen. "Apa yang bisa saya lakukan? Kamu tampak mempesona; aku merasa aku akan merusak pemandangannya jika aku masuk."