Hari berikutnya...
"Nina!" Penny berseru begitu Nina melangkah ke dalam kantornya, mendorong dirinya sendiri dari mejanya. "Bagaimana kabarmu? Kopi? Jus? Apa saja?"
Nina tersenyum manis, menoleh ke sekeliling kantor yang dia rancang sendiri. "Tidak apa-apa, Penny. Jangan repot-repot."
"Tidak repot sama sekali." Penny berjalan menuju stasiun kopi kecil di samping sambil Nina duduk di sofa.
Saat dia melihat sekeliling, senyuman Nina semakin lebar. Dia telah mendekorasi seluruh kantor dan sangat memperhatikan ruang Penny. Melihat Penny benar-benar menggunakannya sekarang menghangatkan hatinya.
"Nih." Suara Penny membuyarkan lamunannya saat dia meletakkan kopi di depan Nina. "Aku terkejut saat kamu menelepon pagi ini dan bilang akan mampir, tapi aku senang. Aku sangat sibuk belakangan ini sampai tidak punya waktu untuk bersantai."